Ahad 16 May 2021 22:33 WIB

Pengakuan Ulama Xinjiang Soal Kebijakan China ke Uighur

Ulama Xinjiang mengaku China memperlakukan baik umat Islam Uighur

Pemuka agama Islam dari Daerah Otonomi Xinjiang menggelar resepsi Hari Raya Idul Fitri.
Foto:

Bedanya, pada Resepsi Hari Raya Idul Adha tidak banyak kata sambutan yang diberikan jajaran pengurus Asosiasi Islam China (CIA). Namun tamu yang diundang lebih banyak, bahkan misi diplomatik dari Indonesia pun hadir dalam Resepsi Hari Raya Idul Adha, di kalangan umat Islam China dikenal dengan sebutan Guerban Jie, tiga tahun lalu.

Pada Resepsi Idul Fitri Kamis siang itu, para imam dari Xinjiang juga leluasa mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim" dan "Assalaamu'alaikum wa Rahahmatillahi wa Barakatuhu". Sapaan bernuansa Islami yang sangat jarang terdengar di forum-forum resmi yang dihadiri beberapa pejabat teras Partai Komunis dan pejabat Kementerian Luar Negeri China.

Satu lagi, pada Resepsi Hari Raya Idul Fitri atau Kaizhai Jie Kamis siang itu tidak ada bir, wine, atau minuman keras lainnya di atas meja jamuan makan.Bahkan di penghujung acara, juga tidak ada ritual bersulang bersama para tamu undangan seperti yang terlihat saat resepsi Guerban Jie tiga tahun lalu.

Seorang diplomat dari Timur-Tengah diberi kehormatan untuk memotong bagian daging kambing oven, menu favorit masyarakat Xinjiang, di penghujung acara tersebut. Di sela-sela acara berlangsung, diputar pula video yang menayangkan aktivitas etnis minoritas Muslim Uighur selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri di Xinjiang.

Tayangan video itu memperlihatkan beberapa orang berbondong-bondong ke masjid untuk melaksanakan sholat Magrib dan buka puasa bersama di rumah salah satu keluarga etnis Uighur. 

Ada pula aktivitas beberapa orang yang berziarah dan berdoa di samping pusara makam keluarganya di Kota Aksu.Selain itu, ribuan orang diperlihatkan tumpah-ruah di halaman Masjid Idkah di Kota Kashgar yang modelnya mirip alun-alun untuk berdansa merayakan Idul Fitri. 

Sebagian kecil saja yang mengenakan masker.Kerumunan ribuan orang di depan masjid yang menjadi ikon kota tua Kashgar itu sepertinya tidak terjadi pada 2018 dan 2019 ketika Xinjiang menjadi sorotan dunia internasional atas dugaan pelanggaran HAM dengan dibukanya kamp-kamp konsentrasi pendidikan ulang untuk etnis Uighur, juga pada 2020 saat wabah Covid-19 melanda.

Kesan Pertama Lebaran tahun ini juga memberikan kesan tersendiri bagi kafilah imam yang rela melakukan perjalanan sejauh 2.500 kilometer dari Urumqi, Ibu Kota Xinjiang, ke Beijing setelah mendapatkan kesempatan melaksanakan sholat Id di Masjid Niujie.

"Ini baru pertama kalinya bagi saya dan para imam dari Xinjiang melaksanakan sholat Id di Masjid Niujie," kata Presiden XIA Abdur Raqib Tursuniyaz, yang bertindak selaku ketua delegasi imam dari Xinjiang.Tentu tidak saja hikmah Idul Fitri yang mereka dapatkan, melainkan juga kesempatan bersilaturahmi dengan para imam Masjid Niujie dan jajaran pengurus teras CIA.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement