Jumat 14 May 2021 16:24 WIB

Konflik Palestina-Israel Dikhawatirkan Picu Perang Saudara

Sistem diskriminatif berdasarkan ideologi supremasi tidak akan berlaku selamanya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Konflik Palestina-Israel Dikhawatirkan Picu Perang Saudara. Warga Palestina menghadiri pemakaman 15 orang yang tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, 13 Mei 2021. Menanggapi hari-hari konfrontasi kekerasan antara pasukan keamanan Israel dan Palestina di Yerusalem, berbagai faksi militan Palestina di Gaza melancarkan serangan roket sejak 10 Mungkin itu menewaskan sedikitnya enam orang Israel hingga saat ini.
Foto:

Pernyataan itu menambahkan pemukim telah diatur mereka sendiri di seluruh daerah Arab dan kota campuran dengan maksud memicu bentrokan dengan pengunjuk rasa Arab. “Tangkapan layar percakapan kelompok pemukim sayap kanan melalui (aplikasi) Telegram bocor yang menunjukkan niat membunuh dan melukai orang Arab secara fisik, serta bukti video pemukim menggunakan amunisi langsung untuk menembak para pengunjuk rasa Palestina. Banyak bentrokan diprovokasi dan penangkapan polisi bersifat diskriminatif terhadap satu sisi,” katanya.

Botrus Mansour, seorang pengacara yang berbasis di Nazareth, mengatakan kepada Arab News, meskipun beberapa hari terakhir sangat menyakitkan untuk dilihat, hal itu dapat memberikan hasil yang positif dalam jangka panjang. “Selama bertahun-tahun kami telah berbicara tentang masalah dalam komunitas Arab, meningkatnya kekerasan, dan kami juga telah mengungkapkan kekhawatiran kami bahwa rasialisme anti-Arab yang dimaafkan oleh pejabat senior suatu hari akan menunjukkan hasilnya di lapangan," katanya.

“Apa yang kita lihat sekarang adalah bukti dari argumen terlalu lama pemerintah Israel berturut-turut telah mengabaikan kekerasan internal dan hasutan terhadap orang Arab oleh ekstremis sayap kanan. Sekarang negara telah melihat hasil dari kebijakan yang salah itu," jelasnya.

Jamal Dajani, seorang warga Yerusalem dan mantan kepala komunikasi perdana menteri Palestina mengatakan kepada Arab News bahwa situasi di Israel sangat tidak stabil dan dapat dengan mudah meningkat dengan cepat. Karena didorong oleh Kahanist (faksi ekstremis Yahudi) di Knesset Israel dan pemerintah.

"Apa yang kami lihat dalam 24 jam terakhir, dengan massa Yahudi yang menghukum 48 warga Palestina dan menyerang bisnis mereka, adalah sesuatu yang sangat dikhawatirkan, terutama jika perang di Gaza terus berlanjut," ujarnya.

Mantan pejabat Organisasi Pembebasan Palestina Hanan Ashrawi mengatakan peristiwa beberapa hari terakhir memiliki efek yang membangkitkan, menyatukan warga Palestina di Tepi Barat termasuk Yerusalem, Gaza, dan di seluruh diaspora. 

https://www.arabnews.com/node/1858491/middle-east

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement