REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama RI melalui akun instagramnya menyebutkan bahwa, malam ini, Selasa (11/5) akan mengumumkan penetapan Hari Raya Idul Fitri pada pukul 19.15 WIB. Penetapan dilakukan setelah Kementerian melakukan rukyatul hilal di berbagai titik.
"Pengumuman hasil sidang lsbat awal Syawal 1442 H (diumumkan) jam 19.15 WIB, disiarkan secara langsung melalui TVRI dan youtube Kemenag RI," dikutip dari akun Kemenag RI, Selasa (11/5).
Kemenag menyebutkan, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19 sehingga sidang isbat digelar secara terbatas, baik daring dan luring. Peliputan sidang isbat pun hanya dilakukan melalui siaran langsung TVRI (TV Pool) dan live streaming Chanel Youtube Kemenag RI.
Pada pukul 17.00 WIB dilakukan seminar posisi hilal awal Syawal 1442 H dan disiarkan secara langsung melalui youtube Kemenag RI dan aplikasi Zoom. Selanjutnya sidang lsbat Awal Syawal dipimpin Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, pukul 18.00 WIB setelah shalat Magrib, hanya diikuti undangan dan bersifat tertutup.
Sidang Isbat Awal Syawal 1442 H ini digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan.
Hadir secara fisik dalam Sidang Isbat Awal Syawal 1442 H/2021M Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Ketua Komisi VIII TB Ace Hasan Sadzily, Ketua MUI KH Abdullah Jaidi, serta Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin. Tampak hadir pula beberapa perwakilan Duta Besar negara sahabat.
Sementara para pimpinan ormas, pakar astronomi, Badan Peradilan Agama, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama lainnya mengikuti jalannya sidang isbat melalui media konferensi video.
Sementara itu, Tim Hisab Rukyat Papua untuk menentukan Idul Fitri 1442 HijriYah tidak berhasil melihat hilal awal Syawal, setelah melakukan pengamatan di PLTU Holtekam, Distrik Muara Tami, Jayapura, Selasa (11/5) petang.
"Setelah tim melakukan pengamatan dan pemantauan diPLTU Holtekam, Distrik Muara Tami, Jayapura hingga pukul 17.33 WIT, hilal tidak terlihat akibat tertutup awan tebal," kata Kabid Haji dan Bimas Islam Kemenag Papua, Musa Narwawan kepada ANTARA di Jayapura, Selasa malam.
Diakuinya bahwa ketinggian hilal minus lima derajat sehingga tidak terlihat akibat tertutup awan.Tim yang terdiri atasberbagai instansi, termasuk dari BMKG dan MUI Papua, melakukan pengamatan yang diawali pemasangan alat sejak pukul 16.30 WIT.
Dengan tidak terlihatnya hilal itu, kata Musa Narwawan, maka hasilnya dilaporkan ke Jakarta yang akan dilanjutkan dengan sidang isbat untuk menentukan tibanya Idul Fitri 1422 Hijriyah.
Secara terpisah, pakar astronomi dari Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan bahwa tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1442 H yang teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari Selasa, 11 Mei 2021.
Hal ini disampaikan Cecep saat memaparkan data posisi hilal menjelang awal bulan Syawal 1442 H pada Sidang Isbat Awal Syawal 1442 H, di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta.
“Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,6 sampai dengan minus 4,4 derajat. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari,” terang Cecep, Selasa (11/5).
Cecep menuturkan, Kemeneterian Agama melakukan pengamatan hilal di 88 titik di seluruh Indonesia. Menurut Cecep, penetapan awal bulan hijriyah didasarkan pada rukyat dan hisab. Proses hisab sudah ada dan dilakukan hampir semua ormas Islam. “Saat ini, kita sedang melakukan proses rukyat, dan sedang menunggu hasilnya,” terang Cecep.
Menurut perhitungan hisab, lanjut Cecep, awal Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021. Data ini menurutnya bersifat informatif. “Secara hisab, awal Syawal 1442 H jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021. Ini sifatnya informatif, konfirmasinya menunggu hasil rukyat dan keputusan sidang isbat,” tambahnya.
Dikatakan Cecep, rukyat adalah observasi astronomis. Karena itu, lanjut Cecep, harus ada referensinya. Cecep mengatakan bahwa kalau ada referensinya diterima, sedang kalau tidak berarti tidak bisa dipakai.