REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Amirsyah Tambunan sekjen MUI Pusat mencermati situasi umat ditengah pandemi Covid 19. Umat tengah galau dan kesulitan dalam menanggulangi kesenjangan ekonomi.
Sementara potensi dana umat melalui BPKH yang besar masih belum optimal digunakan untuk pembiayaan ekonomi, terutama bagi masyarakat kurang mampu baik aspek keterampilan hidup (life skil) maupun keterampilan mengelola keuletan, kesabaran dan ketangguhan (soft skil).
Untuk itu menghimbau kepada pihak Badan Pengelolla Keuangan Haji (BPKH) yang hingga kini sudah mampu menghimpun dan mengelola dana hampir 150 T di mana dana yang luar biasa ini merupakan milik umat di harapkan dapat di tasyarrufkan untuk memperkuat ekonomi umat (taqwiyatul ummah).
BPKH telah berupaya memanfaatkan dana tersebut, akan tetapi tampaknya belum optimal, ketika mitra strategis seperti ormas NU, Muhammadiyah, Al Washliyah dan lain-lain belum di jadikan sebagai patner dalam memanfaatkan potensi dana umat tersebut.
Untuk itu saya merekomendasikan beberapa hal kepada BPKH; pertama, perlu diprioritaskan dana untuk umat yg saat ini masih sulit memenuhi kebutuhan pokok karena dampak Covid 19. Kedua, penting melakukan literasi, edukasi dan sosilisasi penggunaan dana manfaat agar masyarakat paham cara memanfaatkan dana tersebut.
Ketiga, melakukan pendampingan pembiayaan bersama mitra yang profesional sehingga dana tepat sasaran dan sesuai target. Keempat, konsep pemberdayaan ekonomi umat dapat kita mulai dari menggerakan ketahanan ekonomi keluarga dengan dana bergulir berdasarkan jaminan kelompok dan tokoh masyarakat yang memiliki integritas dan kapasitas.