Insiden itu terjadi ketika sejumlah besar orang yang mencoba keluar dari situs dengan lorong yang padat dan sempit. Orang-orang mulai jatuh satu sama lain di dekat ujung jalan setapak, saat mereka menuruni tangga logam yang licin, kata saksi mata.
Ditutup tahun lalu karena pembatasan virus corona, kegiatan ziarah tahun ini menarik puluhan ribu orang yang terlihat berkumpul bersama bernyanyi, menari, dan menyalakan api unggun dengan gembira sebelum kehancuran yang mematikan itu terjadi.
Pihak berwenang mengaku mengizinkan 10 ribu orang untuk berkumpul di situs makam Rabbi Shimon Bar Yochai, seorang bijak Talmud abad kedua. Tetapi penyelenggara mengatakan lebih dari 650 bus telah disewa dari seluruh negeri, membawa setidaknya 30 ribu peziarah ke Gunung Meron.
Direktur layanan penyelamatan Hatzalah, Eli Beer, mengatakan kepada stasiun radio militer dia merasa ngeri dengan seberapa ramai acara itu. Ia mengatakan situs tersebut hanya bisa menampung seperempat dari jumlah orang yang datang saat insiden terjadi.
Kemudian pada Jumat, pemakaman diadakan di Yerusalem dan kota Bnei Brak yang sebagian besar ultra-Ortodoks, di mana pria haredi dengan mantel hitam panjang tradisional berbaris di jalan untuk berkabung.
Shalom Levy, yang menghadiri pemakaman, menyebut insiden itu sebagai tragedi bagi orang-orang Yahudi. Sekitar 5.000 polisi telah dikerahkan untuk mengamankan acara tersebut, pertemuan publik terbesar di negara itu di masa pandemi virus corona.