Setelah menjadi mualaf, tak lantas kesulitan hidupnya langsung selesai. Ari kembali mendapat ujian ekonomi yang justru lebih berat.
Utang-utangnya semakin banyak, lantas karena di Malang dia tak lagi memiliki kesempatan untuk berusaha, Ari kembali hijrah ke kota kelahirannya. Ari kembali ke Jakarta dan memulai usahanya kembali.
Setelah hijrah, usahanya pelan-pelan membuahkan hasil setelah empat bulan menjadi mualaf. Saat ini seluruh utang piutangnya lunas dan dia mampu mendaftar umroh dan haji, hanya saja saat ini terkendala Covid-19 sehingga belum ada kesempatan untuk berangkat.
Tak hanya sholat, Ari juga banyak mengamalkan ajaran Islam terutama memperbanyak shalawat dan sedekah. Ada salah satu pengalamannya bersedekah yang tak pernah dia lupakan.
Sebelum menjadi mualaf, Ari juga berpandangan sempit terhadap kaum dhuafa. Dia berpikir bahwa pengemis atau orang yang hanya meminta sedekah adalah orang yang tidak berguna.
Seharusnya mereka berusaha lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan. Karena untuk mendapatkan uang harusnya bekerja bukan menunggu uluran tangan orang.
Tetapi ketika memeluk Islam, pandangan seperti itu berubah. Bahwa adanya mereka adalah agar setiap muslim dapat menjalankan amalan sedekah.
Karena bersedekah tidak akan membuat orang miskin. Justru, setelah bersedekah Allah akan melipatgandakan apa yang telah diamalkannya.
Benar saja, ketika Ari bersedekah, ada saja keajaiban sedekah yang didapatkannya. Sebagai marketing, tentu usahanya dinilai dari seberapa banyak penjualan yang dilakukan.
Setelah bersedekah ada saja konsumen yang mencarinya untuk membeli rumah darinya. Bahkan dia beberapa kali mendapatkan penghargaan marketing terbaik karena melakukan penjualan terbanyak.
Saat ini dari harta yang dikumpulkannya...