Selasa 20 Apr 2021 16:11 WIB

UAS: Jangan Sampai Mudik Dilarang, Kafe Dibuka

UAS mengingatkan untuk bersikap adil dengan menerapkan persamaan hukum

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Esthi Maharani
Ustaz Abdul Somad.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan tanggapan soal larangan mudik pada Ramadhan 1442 H karena pandemi Covid-19. UAS menjelaskan, melarang orang yang berada di tempat suatu wabah untuk pergi ke tempat lain, itu sunnah ajaran Rasulullah SAW.

Namun, UAS mengingatkan soal penerapan larangan tersebut. Dia menekankan agar penerapannya dilaksanakan secara menyeluruh ke semua elemen masyarakat. Dengan demikian, tidak ada pembeda-bedaan dalam memberlakukan aturan larangan mudik itu.

"Bersikap adil dengan menerapkan persamaan hukum antara Fatimah putri Aswad anak bangsawan dengan rakyat jelata juga ajaran Rasulullah SAW. Adil itu lebih dekat kepada takwa. Curang itu bukan sifat umat Nabi Muhammad SAW," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (20/4).

UAS juga menanggapi larangan takbiran keliling. Dalam Alquran, takbir diucapkan setelah sempurnanya bilangan hari selama bulan Ramadhan. "Sempurnakanlah bilangannya, 29 atau 30. Setelah itu, bertakbirlah (Al-Baqarah Ayat 185)," ucap pria yang menyelesaikan pendidikan doktoral di Oumdurman Islamic University, Sudan, itu.

"Besarkanlah Allah di hatimu. Besarkanlah Allah di mata orang-orang yang mengecilkan Allah. Kalau terhalang beramai-ramai, maka bertakbir di masjid, tetap dengan protokol kesehatan," ungkap dia.

Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Mesir itu juga menyampaikan, pelarangan kegiatan yang memancing kerumunan untuk pencegahan Covid-19 harus berkeadilan. "Jangan sampai mudik dilarang, kafe dibuka. Takbir dilarang, mal dibolehkan, nanti Allah SWT murka, orang mengamuk," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement