Jumat 16 Apr 2021 03:14 WIB

Kisah Muslim Amerika yang Terlupakan

Muslim biasanya dianggap sebagai imigran abad ke-20 di AS.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi budak kulit hitam Amerika Serikat.
Foto:

Begitu pun temannya, Salih Bilali. Dia diambil dari Mali ketika berusia sekitar 14 tahun. Dan 60 tahun kemudian dia masih seorang Muslim yang taat. "Dia pantang minuman keras, dan menjalankan berbagai puasa, terutama puasa Ramadhan," kata James Hamilton Couper, pemilik Salih Bilali kala itu.

Di Mississippi, putra seorang pangeran mengakui, sulit mematuhi aturan-aturan tentang puasa ini karena pemilik budak menyediakan makanan. "Dalam hal penyesalan yang pahit, bahwa situasinya sebagai budak di Amerika, menghalangi dia (budak Muslim) untuk mematuhi perintah agamanya. Dia harus makan daging babi tetapi menyangkal pernah mencicipi segala jenis minuman beralkohol," kata putra pangeran itu.

Di Carolina Selatan, seorang pria yang hanya dikenal sebagai Nero lebih beruntung, dia mengambil jatahnya dengan daging sapi. Dengan berpuasa dan menolak makanan tertentu, Muslim tidak hanya tetap setia pada agama mereka, mereka juga menegaskan suatu tingkat kendali atas hidup mereka. 

Baca juga : Ramadhan, Momentum Pas Berhenti Merokok

 

Sumber: https://www.aljazeera.com/features/2021/2/10/muslims-in-america-always-there

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement