Rabu 14 Apr 2021 21:56 WIB

Orientalis Yahudi Barat Tuding Islam tak Orisinil, Benarkah?

Islam dituding tidak orisinil karena menyadur ajaran pra Islam

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Islam dituding tidak orisinil karena menyadur ajaran pra Islam. Suku Qurays dan untanya serta kabah (ilustrasi)
Foto:

Dengan begitu, lanjut Azami, periset akan menemukan, sistem isnad adalah sungguh-sungguh historis. Sistem itu sudah dipakai sejak zaman Rasulullah SAW. Para sahabat pun menggunakannya dalam penyebaran hadits Nabi SAW.

Bahkan, lebih jauh lagi, sistem periwayatan pun sebenarnya sudah dikenal orangorang Arab zaman silam, umpamanya, ketika mereka mengutip syair-syair.

Untuk membantah Scahct, Azami menelaah sejumlah hadits. Misalnya, hadits yang dimuat dalam manuskrip Suhail bin Abi Shalih. Ada sekitar 49 hadits dalam naskah tersebut. Abu Shalih, yakni ayahanda Suhail, diketahui sebagai murid Abu Hurairah, sahabat Rasulullah SAW yang meriwayatkan banyak sekali hadits.

Dengan demikian, sanad atau jalur periwayatan hadits dalam manuskrip tersebut ialah dimulai dari Nabi SAW, lalu Abu Hurairah, lalu Abu Shalih, dan akhirnya Suhail. Penelitian Azami menunjukkan, dirinya begitu jauh melakukan penelusuran hingga generasi ketiga (al-thabaqah altsalisah).

Tidak hanya itu, Azami juga menjelaskan domisili para perawi. Ia menemukan, sekitar 20 orang perawi yang tinggal berpencaran. Ada yang bermukim di India, Maroko, Yaman, hingga Turki. Artinya, tempat tinggal mereka masing-masing saling berjauhan. Akan tetapi, redaksi hadits yang mereka semua riwayatkan sama.

Itu terjadi jauh sebelum era modern, ketika beragam teknologi komunikasi tercipta. Oleh karena itu, amatlah mustahil dengan konteks zaman demikian mereka pernah saling bertemu untuk mereka-reka hadits palsu sehingga muatannya sama.

Begitu pula, mustahil bila tiap mereka membuat hadits yang kemudian diketahui oleh generasi sesudahnya bahwa redaksi tiap hadits itu sama satu sama lain. Satu-satunya penjelasan adalah, hadits memang jalur periwayatannya sampai hingga Rasulullah SAW. Hadits-hadits yang berkembang bukanlah rekaan para qadhi.

 

Dalam hal ini, Azami menyebut Scahct sebagai ilmuwan yang mengabaikan realitas masa ituera periwayatan hadits.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement