Selasa 13 Apr 2021 21:05 WIB

Lembaga di Inggris Tangani Stereotip Buruk Muslim di Film

Muslim di dalam film kerap digambarkan sebagai pihak bermasalah.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Lembaga di Inggris Tangani Stereotip Buruk Muslim di Film. Aktor Muslim Riz Ahmed dalam film Sound of Metal.
Foto:

Dia berharap dapat membantu membalikkan tren tersebut dan mendorong pemahaman yang lebih besar antara Muslim dan komunitas lain. “Media massa memiliki pengaruh besar dalam menginformasikan orang, itulah kekuatan mendongeng,” katanya dan mengaitkan representasi yang keliru tentang Muslim dengan peningkatan Islamofobia.

“Ini adalah alat pendidikan yang sangat kuat, terutama bagi orang-orang yang biasanya tidak berhubungan dengan kelompok minoritas tertentu. Dan karenanya bisa berbahaya jika media mengabadikan kiasan umum seperti Muslim adalah teroris, Muslim laki-laki adalah misoginis, wanita Muslim ditindas dan Islam adalah ancaman bagi Barat,” tambahnya.

Varda bukanlah yang pertama dari dalam industri hiburan yang menyuarakan keprihatinan tentang cara Muslim ditampilkan di layar, atau bahkan tidak ditampilkan sama sekali. Aktor Inggris nominasi Oscar Riz Ahmed memperingatkan selama pidatonya 2017 di Parlemen Inggris bahwa kegagalan historis dan meluas untuk memperjuangkan keberagaman dalam film dan program televisi telah mengasingkan anak muda Muslim Inggris dan minoritas lainnya.

Ahmed, yang menjadi Muslim pertama yang dinominasikan untuk Aktor Terbaik oleh Academy Awards tahun ini untuk penampilannya di Sound of Metal, mengatakan orang-orang akan terus termakan sterotip. “Orang-orang mencari pesan bahwa mereka termasuk, bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu, bahwa mereka dilihat dan didengar dan meskipun, atau mungkin karena pengalaman mereka, mereka dihargai. Mereka ingin merasa terwakili.  Dalam tugas itu, kita telah gagal,” kata Ahmed.  

 

Mengambil inspirasi dari pidato tersebut, penggemar film Shaf Choudry, Isobel Ingham-Barrow, dan Sadia Habib mendirikan apa yang disebut “Tes Riz”. Tes ini menguji sejauh mana Islamofobia telah masuk dalam benak orang-orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement