"Saya sampaikan kepada tokoh-tokoh pemuda Islam, pemimpin muda Islam, bahwa Prof Nasaruddin Umar dan saya hanya mengantar di-soft launching dan di-grand launching, setelah itu Anda semua yang melanjutkan. Bukan tugas kami, kami sudah lansia," ucapnya.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Indonesia Mengaji sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar menyampaikan, data yang disampaikan Syafruddi selaku penggagas Indonesia Mengaji seharusnya menyentak setiap Muslim. "Malu kita menjadi seorang tokoh atau ilmuwan Islam, kita sibuk bicara yang tinggi-tinggi, tetapi justru pengetahuan dasar membaca Alquran tidak bisa. Bagaimana kita sholat kalau tidak bisa membaca Alquran, bagaimana kita melakukan amar makruf nahi mungkar kalau tidak bisa baca Alquran. Bagaimana kita bisa melakukan sesuatu yang besar untuk Islam kalau kitab sucinya tidak bisa kita baca," jelasnya.
Nasaruddin menambahkan, mukmin yang sejati tentu akan mendukung Yayasan Indonesia Mengaji ini. "Saya hanya menanti uluran tangan seluruh pihak. Muda, tua, segala umur, mari kita perjuangkan gagasan luhur ini," katanya.
Nasaruddin juga mengajak agar di bulan suci Ramadhan ini umat Muslim Indonesia melakukan sesuatu untuk Alquran. Sebab, Alquran bukanlah benda mati.
Orang dengan Alquran saling menafsirkan diri satu sama lain. "Jadi bukan hanya bisa memahami Alquran, tetapi Alquran itu juga mampu memahami kita. Jangan pernah merasa rugi kalau memberikan kepedulian kepada Alquran," ujarnya.