'Merehabilitasi' Yarmouk
Tidak ada sekolah atau rumah sakit yang berfungsi, bahkan fasilitas dasar seperti air dan listrik pun langka. UNRWA telah berusaha mati-matian menjalankan hanya satu gedung untuk memenuhi kebutuhan mereka yang telah kembali, tetapi negara-negara donor tidak bersedia menanggung biaya tersebut.
Para donor enggan mendanai rekonstruksi apa pun, bahkan untuk tujuan kemanusiaan, sampai sanksi Barat terhadap pembangunan kembali Suriah dicabut.
“Satu hal yang UNRWA coba lakukan adalah merehabilitasi salah satu bangunan kami di Yarmouk menjadi semacam gedung serbaguna untuk mencoba menanggapi kebutuhan penting warga Palestina yang telah kembali untuk tinggal di reruntuhan,” kata Juru bicara UNRWA, Tamara al-Rifai.
“Jika kami dapat merehabilitasi satu bangunan, kami akan mencari ruang untuk pusat kesehatan, pusat distribusi, dan bahkan mungkin menyelenggarakan beberapa kelas untuk anak-anak yang telah kembali,” tambahnya.
“Ini murni karena kepentingan kemanusiaan dan sama sekali terpisah dari diskusi politik yang lebih besar tentang rekonstruksi. Posisi kami adalah bahwa UNRWA akan berusaha untuk merehabilitasi bangunan jika komunitas pengungsi Palestina kami telah kembali dan meminta kami untuk memberikan layanan, "tambahnya.
Banyak aktivis dan analis mengatakan gagasan di balik pengendalian siapa yang diizinkan kembali tampaknya untuk mengamankan sekitar Damaskus. Dengan mengisinya dengan mereka yang dapat diandalkan sepenuhnya oleh pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Beberapa warga Palestina di Yarmouk mengatakan mereka merasa dihukum oleh pemerintah terutama karena Hamas, sebuah gerakan Islam Palestina marena mendukung oposisi dibanding rezim.