REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Pemerintah Arab Saudi mengumumkan pada Ahad (28/3) tidak ada pertemuan buka puasa atau itikaf di dua masjid suci, yakni Masjidil Haram, Makkah dan Masjid Nabawi, Madinah selama Ramadhan. Kepala Urusan Dua Masjid Suci, Sheikh Abdul Rahman al-Sudais mengatakan penangguhan pertemuan di dua masjid itu akan berlanjut selama bulan suci Ramadhan nanti.
Dia mengumumkan langkah-langkah tersebut dalam pertemuan tahunan yang diadakan untuk meluncurkan rencana pemerintah dalam Ramadan tahun ini. Dalam pertemuan itu, Sheikh Sudais menyebut selama Ramadhan, kegiatan berfokus pada penghentian penyebaran virus korona. Ini termasuk vaksinasi, menjaga jarak, dan memakai masker untuk menjaga keselamatan serta kesehatan para jamaah.
Pihak panitia masjid sudah menyiapkan semuanya untuk menerima jamaah pada bulan suci Ramadhan. Mataf atau area untuk mengelilingi Ka’bah hanya akan digunakan untuk jamaah umrah. Nantinya, akan ada pula lima area yang ditentukan di dalam Masjidil Haram dan halaman timurnya untuk melakukan shalat.
“Penerjemah yang bekerja di Masjidil Haram akan memberikan layanan bimbingan dan menerjemahkan pertanyaan kepada ulama yang akan mengeluarkan fatwa dalam 23 bahasa. Saat khotbah Jumat juga akan ada penerjemah bahasa isyarat.
Dilansir About Islam, Selasa (30/3), awal bulan ini, otoritas Saudi mengumumkan Masjid Nabawi akan menjadi tuan rumah sholat Tarawih selama Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Selain berpuasa, umat Islam melakukan upaya khusus untuk meluangkan waktu membaca dan mempelajari Alquran, melakukan shalat sunah seperti tarawih, dan amal-amal lainnya. Sholat malam ekstra, tarawih berlangsung dari delapan sampai 20 rakaat yang akan membawa kenyamanan spiritual dan psikologis.