REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla meminta pengurus masjid membuka kemungkinan untuk melaksanakan sholat Tarawih secara dua shift atau giliran. Ini, kata JK, untuk memberi kesempatan seluruh jamaah di sekitar masjid menjalankan sholat Tarawih saat bulan Ramadhan, tetapi dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
JK menyebut adanya ketentuan jaga jarak membuat daya tampung masjid menurun menjadi hanya 40 persen dari daya tampung sebenarnya.
"Untuk itu, kita harus memberi kesempatan jamaah yang lain untuk melaksanakan ibadah sholat Tarawih dengan membaginya menjadi 2 shift," kata JK dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/3).
JK juga mengingatkan protokol kesehatan tetap dilaksanakan di dalam masjid, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan. Ia mengatakan, tahun ini masjid sudah bisa dipakai untuk sholat Tarawih selama memberlakukan protokol kesehatan yang baik.
Mulai dari menggunakan masker, rajin mencuci tangan, membersihkan masjid secara berkala, membawa sajalah sendiri, hingga menjaga jarak shaf sholat.
Baca juga : Sekolah Tatap Muka DKI Diuji Coba 2 Bulan Mendatang
"Maknanya apa? Tentu, mempunyai makna sebagian umat tidak bisa tertampung karena harus mengikuti aturan jaga jarak. Untuk itu, apabila memang diperlukan demi mengakomodasi jamaah yang mau sholat Tarawih, bisa dilaksanakan dua kali atau 2 shift," kata JK.