REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Pemerintah Ibu Kota Berlin berencana membangun sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pusat ibadah lintas agama. Bangunan ini nantinya bisa dimanfaatkan pemeluk agama Islam, Yahudi, maupun Kristen.
Konstruksi bangunan rencananya akan mulai dikerjakan di musim semi ini. Fasilitas itu akan dilengkapi dengan sinagoga, masjid, serta gereja, yang akan dihubungkan bersama melalui sebuah area pertemuan.
Dilansir di Times of Israel, Senin(1/3), bangunan yang disebut House of One itu akan dibangun di bekas situs sebuah gereja, yang dihancurkan oleh otoritas komunis Jerman Timur selama era Soviet.
Batu fondasi untuk struktur bangunan akan dipasang dalam sebuah upacara pada 27 Mei. Upacara ini sekaligus mengakhiri 10 tahun perencanaan dan memulai sekitar empat tahun prediksi pembangunan.
Proyek tersebut diprediksi akan menelan biaya sekitar 47 juta Euro atau setara Rp 809,5 miliar. Sebagian besar biaya akan ditanggung oleh Pemerintah Jerman, sedangkan sebagian berasal dari sumbangan masyarakat maupun lembaga.
Pusat ibadah tersebut didesain memiliki ruang aula yang besar. Nantinya, pemerintah juga bisa memanfaatkan bangunan ini untuk mengundang masyarakat dari latar belakang agama lain, serta non-agama, ke acara-acara di sana.
Pusat ibadah ini dirancang oleh firma arsitektur Berlin, Kuehn Malvezzi. Firma ini dijuluki oleh beberapa orang dengan sebutan "churmosquagogue". Mantan rabi untuk sinagoga militer Amerika di barat daya Berlin, Rabbi Andreas Nachama, di ajak untuk bekerja sama dalam proyek tersebut, berdampingan dengan tokoh keagamaan lainnya.
"Ada banyak cara untuk bertemu Tuhan, dan masing-masing adalah cara yang baik. Ini lebih dari sekedar simbol. Ini adalah awal dari era baru di mana kami menunjukkan tidak ada kebencian di antara kami," kata Nachama.
Pusat ibadah ini akan dibangun di bekas situs Gereja St. Peter di daerah Petriplatz Berlin. Gereja tersebut rusak selama Perang Dunia II dan dihancurkan oleh pemerintah komunis pada tahun 1964.