Tetapi makna dan terjemahan ini tidak sesuai dengan kebesaran Allah. Allah tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu apa pun yang kesemuanya adalah ciptaan-Nya. Memang, menyebut nama Allah selalu harus dibarengi dengan pengagungan kepada-Nya karena itu tidak dibenarkan menyebut nama Allah di sembarangan tempat, seperti tempat kotor.
Selain itu, tidak juga dalam situasi yang dapat menimbulkan pelecehan terhadap-Nya atau terhadap ajaran agama-Nya. Bahkan, Alquran melarang seseorang berulang-ulang menyebut nama-Nya dalam konteks sumpah.
Itu karena sering menyebut nama-Nya dalam konteks sumpah atau yang bukan pada tempatnya dapat mengantar seseorang terbiasa dengannya, sehingga pada gilirannya mengantar berbuat dosan, bahkan menjadikan orang tidak percaya kepadanya. Seseorang yang tepercaya, tidak perlu menguatkan ucapannya dengan sumpah.
Tanpa sumpah pun, ia seharusnya dipercaya. Banyak menyebut nama Allah dalam konteks mengukuhkan sesuatu adalah bukti kekurangpercayaan dan pada akhirnya akan menghasilkan halangan dalam melakukan kebajikan dan takwa.