Sabtu 27 Feb 2021 08:54 WIB

Kadal Gurun Dinista, Kata Arab Alkohol Dipuja

Payorasi kadrun dan perluasan minuman berkata Arab: Alkohol

Perempuan du Mesir Kuno menuangkan minumab beralkohol,
Foto:

Khusus untuk alkohol, sebutan ini sebenarnya mulai menyebar ke dunia sejak zaman kota Alexsandria menjadi jalur utama perdagangan dunia, yakni jalur sutra.

Dari sanalah sebutan allkohol beserta teknik pembuatannya menyebar. Kata ini baru pada abad 16 M masuk di serap ke dalam bahasa Inggris. Dan baru pada abad 18 M identik dengan sebutan terkait minuman keras.

Bahkan pada sejarah yang lain, teknik pembuatan fermentasi cairan atau minuman yang kemudian bernama alkohol sudah dikenal manusia di China sejak 7000-6000 tahun silam. Bahkan, minuman beresidu dari minuman fermentasi seperti bir berusia sudah 13.000 tahun lalu dibuat. 

Bahkan terkait denga alkohol, ada sebuah legenda di Eropa berupa kisah alkemis (ahli kimia) Maria si-Yahudi ( Maria the Jewess)  dan alkoholnya.

Di legenda yang ada dalam sebuah ukiran itu, tampak Maria tengah sibuk membuat penyulingan kimia yang menghasilkan cairan yang bila berada di sebuah botol terbuka. Tampak botol itu mengeluarkan asap dan kemudian lenyap tak berbekas. Maria memaki teknik penyulingan ini dalam rangka melakukan percobaan untuk membuat logam emas.

Keterangan foto: Sebuah ukiran Maria si Yahudi. Kredit: Koleksi Wellcome / Wikimedia Commons “

Uniknya lagi, tak hanya Maria si-Alkemis Yahudi saja yang memakai alkohol dalam laboratoruimnya, para wanita di zaman Meskir kuna memakai alkohol sebagai campuran bubuk penghitam atau pembuat celak mata (eyeliner). Bahkan, mereka tak peduli bila campurna itu malah membuat residu yang membahayakan kesehatannya.

Tapi demi cantik mereka tetap pakai cairan itu. Dan meskipun eyeliner sering menyebabkan keracunan timbal, peneliti di zaman Mesir kuna juga menemukan manfaat lain.

Memang celak mata (eyeliner) yang mengandung alkohol itu beracun, namun itu dianggap dapat menghilangkan infeksi yang muncul dan masuk melalui mata saat Sungai Nil membanjiri.

eight figures wearing thick black kohl eyeliner

Keterangan foto: Penggambaran orang Mesir Kuno memakai celak atau eyeliner yang mengandung alkohol.

Jadi alkohol itu ternyata sebagai bukti tak perlunya kata berbahasa Arab diberi makna buruk (peyorasi) hanya karena hal-hal tang terkait Islamphobia, khususnya dalam persaingan politik. Sebab, faktanya pula ada banyak kata Arab yang dipakai sebagai kata konstitusi pada konstitusi, terutama Pancasila. Di ana ada kata Arab yang lain yakni: adil, adab, rakyat, hikmah, musyawarah, wakil.

Jadi janganlah karena kepentingan materi dan politikmu membuat tak bisa berpikir jernih?  Bahasa Arab dan juga keturunanya adalah kenyataan dalam masyarakat Indonesia.

Dan, janganlah lagi bertindak seperti para guru di Jawa pada zaman kolonial. Mereka dahulu dilarang mengajarkan bahasa Melayu yang sebenarnya jadi bahasa 'lingua franca' Nusantara. Alasannya, karena bahasa Melayu identik dengan bahasa Arab. Maka mereka kemudian bahasa asing lain seperti Belanda, Prancis, Inggris.

Maka sejak itulah bahasa Arab semakin dipeyorasi oleh kolonial. Apalai mereka tahu bahwa tulisan dan bahasa Arab dipakai oleh mereka atau para kaum yang melawannya.

Ini misalnya terjejak pada surat pangeran Diponegoro baik selama memimpin perang Jawa hingga menjalani masa pembuangan di Sulawesi. Semua surat dan tulisannya yang kemudian menjadi buku 'Babad Diponegoro' --dan kini ditetapkan Unesco menjadi buku warisan dunia --  semuanya ditulis dalam aksara Jawi: Tulisan Arab berbahasa Jawa.

Sekali lagi bertindaklah yang adil dan beradab. Itu saja!

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement