Selasa 23 Feb 2021 22:26 WIB

ACT Luncurkan Gerakan Sedekah Pangan Nasional

ACT berharap sedekah pangan jadi upaya bangun ketahanan pangan nasional

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Aksi Cepat Tanggap Ibnu Khajar. ACT berharap sedekah pangan jadi upaya bangun ketahanan pangan nasional
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Aksi Cepat Tanggap Ibnu Khajar. ACT berharap sedekah pangan jadi upaya bangun ketahanan pangan nasional

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Persoalan pangan bagi bangsa Indonesia, dan bangsa-bangsa lainnya di dunia ini merupakan persoalan yang sangat mendasar, dan sangat menentukan nasib dari suatu bangsa. 

Permasalahan pangan mendorong Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk bergerak lebih total dalam memulihkan kondisi tersebut. Gerakan Sedekah Pangan Nasional diinisiasi untuk mengajak masyarakat terlibat dan meluaskan program-program pangan ACT dan Global Wakaf yang ditujukan untuk menciptakan ketahanan serta kedaulatan pangan bangsa. 

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin, saat peluncuran Gerakan Sedekah Pangan Nasional di Waqf Distribution Center (WDC) di Gunung Putri, Bogor, Selasa (23/2).

"Sedekah, menjadi komponen utama dalam gerakan tersebut. Sedekah tak hanya menjadi solusi permasalahan kehidupan, termasuk permasalahan pangan. Oleh karena itu ACT kembali menghadirkan gerakan sedekah pangan agar peradaban dunia lebih baik, dan kali ini kami menghadirkan Gerakan Sedekah Pangan Nasional," tutur Ahyudin.

Presiden ACT Ibnu Khajar menekankan, pangan menjadi fokus utama gerakan tersebut mengingat pangan merupakan salah satu sumber kehidupan. "Bahkan Allah selalu menyerukan besarnya pahala tentang memberi pangan ke orang lain. Maka dari itu, ACT salah satu fokusnya ialah pemenuhan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan, mulai dari produsen pangan hingga konsumen pangan. Gerakan Sedekah Pangan Nasional diharapkan menjadi salah satu langkah mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan," papar Ibnu. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement