Pasukan pertama dipimpin oleh Abdullah bin Nahban. Ekspedisi kedua dikomandoi Budail bin Thahfah al-Bajali. Namun keduanya belum berhasil membebaskan negeri ini.

Hingga ekspedisi ketiga yang dipanglimai Muhammad bin al-Qashim ats-Tsaqafi.  Dengan membawa 20 ribu pasukan, ia berhasil mengalahkan Raja Dahir Sen dan mengantarkan hangat cahaya hidayah.

Muhammad bin al-Qashim ats-Tsaqafi adalah sosok istimewa. Ia menjadi panglima di usianya yang masih sangat belia, 17 tahun! dan berhasil menancapkan panji-panji Islam hingga negeri-negeri yang jauh.

Namun, bukan itu yang paling utama. Ia adalah jawaban dari doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW ketika mendapat aniaya dalam perjalanan dakwahnya ke kota Thaif.

Saat malaikat menawarkan menimpakan gunung Akhsabain atas penduduk yang ingkar, Rasulullah SAW menjawab, “(Tidak). Aku berharap pada Allah dari anak keturunan mereka akan lahir orang yang beribadah kepada Allah, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun juga”. [HR Bukhari dan Muslim].

Muhammad bin al-Qashim ats-Tsaqafi adalah cucu dari Muhammad bin al-Hakam, pembesar bani Tsaqif. Ia menjadi bukti, setiap ucapan Rasulullah SAW pasti terjadi. Dari rahim kota Thaif lahir Sang Panglima pembebas anak benua India.

Jakarta, 22/2/2021

Ikuti Whatsapp Channel Republika