REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN—Sejak awal bulan ini, kepolisian Denmark dan Jerman telah menangkap 14 Muslim yang diduga merencanakan serangan terorisme di Eropa.
Tiga tersangka di antaranya berbangsa Suriah dan diklaim memiliki senjata api dan beberapa kilogram bahan kimia untuk membuat peledak, kata dinas keamanan dan intelejen Denmark, yang juga mengaku menemukan bendera ISIS dalam proses penyelidikan, dikutip di Newsmax, Sabtu (20/2).
Laporan Layanan Riset Kongres AS 10 Februari, yang memeriksa data Europol tentang aktivitas teroris dari 2014-2019, menyatakan terorisme jihadis jauh lebih mematikan daripada jenis terorisme lainnya, yang menyebabkan hampir semua kematian dan korban baru-baru ini.
Misalnya, teroris yang berafiliasi dengan jihadis membunuh 374 orang selama periode ini, sedangkan teroris nasionalis/separatis menyebabkan enam kematian, dan teroris sayap kanan membunuh dua orang.
Laporan CRS juga menunjukkan bahwa sebagian besar penangkapan terkait aktivitas teroris terkait dengan pelaku jihadis. Pada 2019, misalnya, 436 dari 1.004 penangkapan terkait terorisme dikaitkan dengan ekstremis Islam. Otoritas keamanan di seluruh Eropa juga telah mencurahkan sumber daya yang cukup besar untuk memerangi ancaman teroris Islam.
Jerman, misalnya, telah menggagalkan 17 serangan teroris jihadis sejak 2009. Satu persekongkolan melibatkan pasangan yang memperoleh cukup ricin untuk serangan biologis yang bisa menewaskan ribuan orang.
Tahun lalu, polisi melakukan penggerebekan...