Ahad 14 Feb 2021 05:25 WIB

Peradaban Islam Sebagai Jembatan ke Renaissance

Perabdan islam jembatan Renaissance.

Suasana sebah forum ilmiah di zaman keemasan peradaban Islam.
Foto:

BAIT AL HIKMAH 

Semula saya tidak kenal Bait Al Hikmah di Bagdad mau pun pusat kebudayaan Islam di Kordoba. Saya tidak kenal  Al Kharwizimi yang mengembangkan aljabar dan algoritma sambil menyempurnakan teori-teori astronomi Ptolomeus yang kemudian mempengaruhi Kepler dan Kopernikus.

Pada hakikatnya Galileo Galilei mengembangkan mashab heliosentris garapan Al Khwarzimi. Seperti Machiavelli di Italia,  sebelumnya Al Khwarzimi di Persia juga menulis makalah politik dan tata-negara.

Saya tidak kenal mahakarya sastra Rubayat mau pun naskah-naskah geometri Risālah fī šarḥ mā aškala min muṣādarāt kitāb Uqlīdis dan Risālah fī qismah rub‘ al-dā’irah serta Maqāla fi al-jabr wa l-muqābala.

Para budayawan Islam semula mempersatukan matematika, astronomi, sains, sastra, senirupa menjadi satu kesatuan ilmu di bawah payung kebudayaan.

Budaya multi-ilmu dilanjutkan oleh Leonardo da Vinci sebagai pelukis, pemusik, sastrawan, anatomiwan, diplomat, negarawan, alutsistawan dan lain-lain keilmuan yang lazim pada masa Renaissance.

Tanpa para matematikawan Islam, mustahil Fabionacci melahirkan pemikiran-pemikiran matematika yang berpengaruh sampai masa kini.

Semula saya juga tidak menyadari peran serta pengaruh pemikiran ensiklopedis Al Farabi, theolog Al Ghazali, astronom Al Jawhari, kartograf Al Idrisi, fisikawan Al Haytham, budayawan multi-bidang Ibnu Khaldun yang tampaknya secara sengaja tak sengaja, sadar tak sadar ditenggelamkan dari permukaan sejarah peradaban Eropa oleh Petrarca dan para sejawat pendukung peradaban Nasrani.

Tanpa peradaban Yunani dan Romawi kuno yang naskah-naskahnya pernah dihimpun di perpustakaan Aleksandria, Mesir mustahil ada pusat peradaban Islam di Persia dan Andalusia.

Namun, tanpa Bait Al Hikmah di Bagdad dan pusat pengembangan sains di Kordoba terasa juga mustahil lahir masa keemasan peradaban Eropa pada masa yang disebut sebagai Renaissance. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement