Senin 08 Feb 2021 11:54 WIB

Serangan Hoaks Targetkan Muslim Spanyol di Media Sosial

Serangan hoaks targetkan Muslim Spanyol secara bertubi-tubi di media sosial.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Serangan hoaks targetkan Muslim Spanyol secara bertubi-tubi di media sosial. Ilustrasi hoaks
Foto:

Direktur Proyek Pendidikan dan Koordinator Analisis di Observatory of Islamofobia di Media, Monica Carrion, mengatakan, liputan media yang buruk memengaruhi seluruh komunitas Muslim, baik itu lokal atau asing. Seluruh komunitas dirugikan.

“Tidak hanya serangan daring dan di media, serangan juga bisa menjadi serangan fisik terhadap komunitas. Di situlah letak masalahnya, yaitu Islamofobia membahayakan koeksistensi sosial,” kata Carrion.

Dilansir Middle East Eye, Senin (8/2), menurut lembaga publik Pusat Investigasi Sosiologi (CIS), antara 2017 dan 2019, imigrasi telah menjadi masalah yang meningkat bagi populasi Spanyol. 

Jajak pendapat CIS menemukan persepsi imigrasi menjadi salah satu dari tiga kekhawatiran utama di antara orang Spanyol. Ini telah meningkat dari 3,8 persen pada Januari 2017 menjadi puncak pada 15,6 persen pada September 2019 dan turun menjadi 1,6 persen pada Juni 2020. 

Spanyol telah menyaksikan peningkatan kebencian Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir yang banyak dikaitkan dengan serangan teroris 2017 di Barcelona dan Cambrils. Kementerian dalam negeri mengungkapkan kasus kebencian Islamofobia di Spanyol telah meningkat 120 persen antara 2017 dan 2019 dengan total 103 kasus.

Namun, kementerian tersebut dikritik karena kurangnya komitmen untuk menangani Islamofobia. Setelah meluncurkan rencana aksinya untuk memerangi kejahatan rasial pada 2018, kementerian memilih untuk tidak mengategorikan Islamofobia sebagai kejahatan rasial tertentu.

Data tentang kebencian Islamofobia bervariasi karena badan pemerintah dan LSM independen sering kali memberikan hasil yang berbeda. Organisasi Independen Citizen Platform against Islamophobia (PCI) mencatat 546 kasus Islamofobia pada 2017 lebih dari lima kali lipat dari kasus yang dilaporkan pemerintah.

 

Sumber: middleeasteye  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement