Senin 25 Mar 2024 06:15 WIB

Memilih Menjadi Mualaf, Bizmatirna Selalu Merasa Allah Bersamanya

Menurutnya, Islam adalah agama yang menjamin hak-hak seorang perempuan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Pohon Aprikot (ilustrasi)
Foto: EPA/Olivier Maire
Pohon Aprikot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO --  Namanya Bizmatirna. Ia berasal dari Rusia. Ia resmi memeluk Islam pada 17 Maret 2014. Bizmatirna tumbuh dalam masyarakat dengan masa lalu Uni Soviet yang ateis. Namun, ia tetap menganut agama.

Ia mengaku sangat religius meskipun tidak mendapatkan pengetahuan mendalam atau pendidikan agama. Namun hari demi hari, ia menemukan cinta kepada Allah tanpa pemahaman yang baik tentang apa artinya mencintai Allah.

Baca Juga

“Saya lebih religius terutama ketika saya menghadapi banyak tantangan dalam hidup saya. Terkadang, sejujurnya, saya berharap Tuhan menyertaiku, Dia bisa mendengarkanku, dan Dia bisa menolongku,” ungkap Bizmatirna, dilansir dari About Islam, Ahad (24/3/2024).

Bizmatirna mengungkapkan jika tengah ditimpa musibah atau masalah yang datang bertubi-tubi, ia merasa separuh hidupnya telah berada di neraka. “Separuh hidupku aku berpikir ‘Ya Tuhan, aku berada di neraka!’ Jadi aku punya harapan bahwa Tuhan menyertaiku,” ujarnya.

Bizmatirna kemudian memutuskan untuk hijrah ke Sharm Sheikh di Mesir. Di sanalah Bizmatirna terasa menemukan dirinya yang baru. Dia terkejut bahwa di Mesir orang-orang percaya kepada Tuhan dan mereka dapat berbicara kepada semua orang tentang Tuhan. Setiap orang dapat berbagi cinta kepada Allah ini dengan dirinya.

“Tuhan mengirimkan seorang suami kepadaku, dan berkat dia dan umat beragama lainnya, aku semakin yakin dengan keputusanku pindah agama menjadi Muslim. Alhamdulillah, sekarang saya Muslim dan bersama Allah,” ujarnya.

Menurutnya, Islam adalah agama yang...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement