REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO – Ma'had Aly Nurul Jadid untuk pertama kalinya mengadakan "Bedah Pemikiran Kyai Afifuddin Muhajir", Kamis (4/2). Kegiatan ini dikemas dalam bentuk seminar nasional. 

Kegiatan yang dibawahi pengurus Badan Eksekutif Mahasantri (BEMs) Ma’had Aly Nurul Jadid ini mengangkat tema “Bedah Pemikiran Kyai Afifuddin Muhajir: Apresiasi dan Kritik”. 

Ketua Panitia, Alfin Haidar Ali, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk merespons penganugerahan gelar kehormatan honoris causa (HC) di bidang fiqih-ushul fiqih. "(Yang dilakukan) oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang," kata Alfin dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/2). 

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bentuk apresiasi atas kapasitas keilmuan kyai Afifuddin Muhajir. Yang dalam hal ini bukan hanya milik Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, tapi juga Nahdlatul Ulama (NU) atau pesantren secara umum. Apalagi Kiai Afif juga menjabat sebagai Majelis Masyayikh di Asosiasi Ma’had Aly se-indonesia (AMALI).  

Alfin berharap acara ini dapat menjadikan disiplin keilmuan fiqih-ushul fiqih menjadi populer di kalangan masyarakat secara luas. Hal ini karena tak sedikit kalangan yang menganggap tabu untuk mendalami kajian ilmu ushul fiqih ini.  

Acara yang dimulai pukul 09.15 sampai 13.10 WIB tersebut mengundang sejumlah narasumber. Mereka antara lain Ustadz Ahmad Husain Fahasbu selaku santri Kiai Afifuddin Muhajir yang sedang mengabdi di Ma’had Aly Nurul Jadid. Kemudian Ustaz Husain yang membahas "Biografi Sosial Intelektual Dr (HC) KH Afifuddin Muhajir : Dari konsep Fiqih Tata Negara hingga Nalar Fikih Moderat".  

Selain itu, ada pula dosen pascasarjana Universitas Nurul Jadid, Ahmad Sahidah. Pemateri ini membahas "Konsep Fiqih Tata Negara Dr (HC) KH Afifuddin Muhajir: Telaah Filosofis & Sosiologis". Lalu dosen di Ma'had Aly Nurul Jadid, Muhammad Imdad Rabbani dengan tema bahasan "Dr (HC) KH Afifuddin Muhajir, Kitab Kuning, dan Tradisi Akademik". 

Ikuti Whatsapp Channel Republika