REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC – Amerika Serikat baru-baru ini telah mengalami beberapa kecenderungan ke arah sekularisasi. Termasuk peningkatan jumlah penduduk yang tidak mengidentifikasikan diri dengan agama apa pun. Selain itu semakin sedikit orang yang mengatakan bahwa mereka secara teratur menghadiri gereja atau rumah ibadah lainnya.
Namun, agama terus memainkan peran yang lebih kuat dalam kehidupan Amerika Serikat daripada di banyak negara maju secara ekonomi lainnya.
Misalnya, hampir separuh orang Amerika Serikat (49 persen) mengatakan agama sangat penting dalam hidup mereka.
Karena pandemi terus menyebabkan kematian dan mengganggu miliaran kehidupan secara global, orang dapat beralih ke kelompok agama, keluarga, teman, rekan kerja, atau jejaring sosial lainnya untuk mendapatkan dukungan.
Survei Pew Research Center yang dilakukan pada musim panas 2020 mengungkapkan bahwa lebih banyak orang Amerika daripada orang di negara maju secara ekonomi lainnya yang mengatakan wabah tersebut telah memperkuat keyakinan agama mereka dan kepercayaan rekan-rekan mereka.
Hampir tiga dari sepuluh orang Amerika (28 persen) melaporkan keyakinan pribadi yang lebih kuat karena pandemi. Sementara itu sebagian lainnya bagian yang sama berpendapat bahwa keyakinan agama orang Amerika secara keseluruhan telah diperkuat, menurut survei terhadap 14 negara maju secara ekonomi.
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan peningkatan dalam ketaatan beragama setelah orang mengalami bencana. Dan laporan Pew Research Center yang diterbitkan pada Oktober 2020 menunjukkan bahwa sekitar sepertiga (35 persen) orang Amerika Serikat mengatakan pandemi membawa satu atau lebih pelajaran dari Tuhan.