REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Setiap hari selama 15 tahun Sakina berduka atas kehilangan putrinya, Fatima (bukan nama sebenarnya). Fatima hilang di Masjid Makkah, Hyderabad, ketika dia baru berusia 2,5 tahun.
Sakina bersama keluarganya yang beranggotakan lima orang akhirnya melacaknya. Sayangnya, Fatima kini dipanggil Swapna karena dibesarkan sebagai seorang Hindu di panti asuhan anak dan tidak mengenali orang tuanya.
“Ini situasi yang menyayat hati. Kami akan membawa saudara perempuan kami ke desa dan menjaganya bersama kami. Nantinya, dia akan diperkenalkan kepada teman dan kerabat. Kami juga akan kirim dia kembali ke rumah anak-anak di Hyderabad agar dia bisa fokus pada studinya,” kata sang kakak, Abid Hussain.
Penantian untuk bersatu kembali akan sedikit lebih lama karena komite kesejahteraan anak telah merekomendasikan konfirmasi tes DNA sebelum dia diserahkan kepada keluarganya. Penemuan Fatima merupakan suatu kebetulan yang dilakukan oleh dua polisi Hyderabad.
Mereka kebetulan mengunjungi rumah kesejahteraan anak sebagai bagian dari proyek penyelamatan dan perdagangan antianak yang disebut “Operasi Senyum”. Sebelumnya, seorang tukang batu bernama Khwaja Moinuddin dari Kurnool telah memasukkan buku harian yang hilang di sebuah kantor polisi Hussainialam pada 2005.