Ahad 31 Jan 2021 08:07 WIB

Kisah Ponpes Darul Ma’arif, Cetak Santri Unggulan

Ponpes Darul Ma’arif, Cetak Santri Unggul Ala Ahlussunnah Waljama’ah

Rep: lilis sri handayani/ Red: Muhammad Subarkah
Para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ma’arif berdiri megah di Desa Kaplongan Lor, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu.
Foto:

Meski demikian, pihak Darul Ma’arif berusaha memasukan kurikulum pesantren ke dalam kurikulum sekolah. Mereka menerapkan kombinasi kurikulum antara sistem shalaf dan kholaf. Yakni, memadukan sistem pendidikan berbasis salaf dan modern. Mereka juga tetap mempelajari kitab-kitab kuning, sekaligus memperdalam bahasa Arab dan Inggris.
 
‘’Kita gunakan kurikulum dari Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan pendidikan khas pesantren,’’ tukas Faisal.
 
Khusus bagi santri yang mondok, aktivitas mereka sudah dimulai sejak pukul 03.30 WIB untuk sholat Tahajud yang dilanjutkan sholat Subuh. Setelah sholat Subuh, mereka mengikuti kegiatan berbahasa, baik bahasa Inggris maupun bahasa Arab.
 
Setelah itu, mereka mengikuti pelajaran di sekolah bersama dengan siswa yang tidak mondok. Setelah pembelajaran selesai, atau setelah Ashar, para siswa dan santri bisa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang disiapkan di lingkungan Kampus Hijau. Di antaranya, Qori, teater, hadroh, marawis, marching band, Pramuka, volley ball, drum band, tari, futsal, basket, bela diri, badminton, bola sepak, musik band dan IT Club.
 
Khusus bagi santri, setelah Magrib, mereka mengaji Alquran. Setelah Isya, mereka memperdalam kitab kuning dan dilanjutkan belajar mandiri hingga pukul 22.00 WIB. Setelah itu, mereka diharuskan tidur dan bangun kembali pukul 03.30 WIB untuk menjalani rutinitas harian.
 
Faisal mengungkapkan, untuk pembiayaan di lingkungan Kampus Hijau, selama ini pihaknya mengandalkan dari para santri. Selain itu, pihak Kampus Hijau juga menjalankan sejumlah unit usaha seperti mini market, warnet, pangkas rambut dan penjahit.
 
Selama ini, lanjut Faisal, pihaknya juga menerima perhatian yang konsisten dari Nahdatul Ulama (NU). Namun, perhatian itu bukan berupa materi secara langsung, melainkan lebih bersifat bantuan produktif untuk meningkatkan kualitas para pengajar di lingkungan Kampus Hijau.
 
‘’Seperti misalnya seminar atau lomba-lomba. Kami sering bekerja sama dengan NU,’’ tukas Faisal.  
 
Faisal menambahkan, Kampus Hijau juga telah memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat. Selain itu, di masa pandemi Covid-19, pihaknya menerima bantuan untuk penerapan protokol kesehatan dari RMI NU.
 
Faisal mengungkapkan, pihaknya selama ini terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Kampus Hijau. Hal itu demi tercapainya visi mewujudkan komplek pendidikan religius dengan kondisi lingkungan yang kondusif, untuk menyiapkan dan mengembangkan segenap sumber daya insani.
 
‘’Sehingga dapat mencapai kualitas unggul di bidang Iptek dan Imtaq ala Ahlussunnah waljama’ah berstandar internasional pada 2023,’’ tandas Faisal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement