Kamis 28 Jan 2021 17:16 WIB

Muslim-Kristen Afrika Tengah Berlindung Bersama di Gereja

Kerusuhan picu Muslim dan Kristen Afrika Tengah mengungsi di gereja.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Kerusuhan picu Muslim dan Kristen Afrika Tengah mengungsi di gereja. Peta Afrika Tengah
Foto:

Sementara itu, Pemerintah Touadera menyalahkan mantan presiden, Francois Bozize, atas kekerasan yang terjadi belakangan ini. Bozize memerintah negara itu dari 2003 hingga 2013, ketika dia digulingkan  kelompok pemberontak Muslim Seleka, dan dia dilarang ikut pemilu 27 Desember. Namun dia membantah tuduhan tersebut. 

CPC telah menguasai dua pertiga negara di luar ibu kota Bangui, dan serangan terbaru ini memiliki maksud untuk menguasai kota. Pada Senin (25/1), pasukan CAR, bersama dengan Rusia dan sekutu Rwanda, mengumumkan bahwa mereka telah membunuh 44 anggota koalisi pemberontak di Boyali, sebuah desa sekitar 60 mil dari ibu kota.

“Gelombang baru kekerasan dan pengungsian meningkatkan kebutuhan kemanusiaan pada saat masyarakat Afrika Tengah sudah menghadapi konsekuensi pandemi Covid-19 dan konflik dan ketidakamanan selama bertahun-tahun,” kata Fran Equiza, perwakilan CAR UNICEF.

CAR, sebuah negara Afrika tengah di mana mayoritas beragama Kristen, telah menjadi pusat aksi perdamaian antaragama, dengan para pemimpin Kristen dan Muslim bersama-sama menyerukan perdamaian dan dialog. Pada 2015, Paus Fransiskus mengunjungi Bangui dan menyampaikan pesan perdamaian di masjid utama kota, yang telah dikepung milisi Kristen. 

Kunjungan paus meningkatkan upaya antaragama, tetapi keuntungan itu sekarang terancam oleh gelombang serangan baru ini. Meski begitu, koalisi kelompok pemberontak pro-Kristen dan Muslim telah menciptakan dinamika baru. 

Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Pemimpin Agama Afrika, Francis Kuria Kagema, koalisi baru ini mengurangi pandangan luas bahwa konflik CAR adalah agama. “Ini membantu menghilangkan kekhawatiran bahwa agama sedang berjuang di negara ini. Namun, kami sangat menentang segala upaya untuk merebut kekuasaan dengan kekerasan. Perlu ada penyelesaian yang dinegosiasikan. Semua pemain harus bergabung,” kata Kagema. 

Koalisi tersebut mencakup sisa-sisa kelompok pemberontak Seleka Muslim dan kelompok pemberontak mayoritas Kristen anti-Balaka, mereka sempat berperang sebelumnya. Seleka telah menguasai negara itu pada 2013, membakar dan menjarah gereja-gereja dan lembaga-lembaga Kristen saat mengamuk menuju Capitol, di mana kelompok itu menggulingkan Bozize (seorang Kristen), memicu reaksi anti-Balaka dan memicu konflik mematikan dan kerusuhan selama bertahun-tahun.

 

Sumber: https://religionnews.com/2021/01/27/christians-and-muslims-in-central-african-republic-share-shelter-as-renewed-fighting-displaces-thousands/  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement