REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Blok Pugag terletak di Dusun Kujangsari, Desa Kutawaringin, Kecamatan Selajambe, Kabupaten Kuningan. Dusun tersebut berada di puncak bukit, dengan ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Tak mudah untuk menjangkau Pugag. Akses menuju blok itu hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Kondisi itu cukup menguras tenaga mengingat jarak Blok Pugag dengan Desa Kutawaringin sekitar tiga kilometer (Km), dengan kondisi jalan setapak yang menanjak.
Di Pugag terdapat sekitar 70 jiwa atau 21 kepala keluarga (KK). Dari jumlah itu, tiga perempat di antaranya merupakan mualaf maupun muslim sejak lahir. Sedangkan seperempat lainnya, merupakan non muslim.
Namun, sulitnya kondisi geografis, membuat para mualaf di Pugag kurang mendapat pembinaan akidah maupun yang menyangkut ibadah. Setelah bersyahadat, mereka seperti dilepas begitu saja.
Hal itu menimbulkan keprihatinan dari Yayasan Mualaf Ikhlas Madani Indonesia (Mukmin) Kabupaten Kuningan. Secara sukarela, para pengurus yayasan dan relawan itu mendaki Pugag sepekan sekali untuk memberikan pembinaan kepada para muslim di sana.
Ada dua alternatif jalan yang kerap dilalui pengurus Yayasan Mukmin dan relawan untuk menuju Pugag. Yakni melewati jalur pendakian Kampung Kujangsari atau melalui jalur pendakian Desa Pinara, Kecamatan Ciniru.
Jika memilih lewat jalur pendakian Kampung Kujangsari, jarak tempuh untuk mencapai Pugag sekitar tiga kilometer dari bawah bukit. Butuh waktu sekitar 2,5 jam untuk menempuh jalur pendakian yang memiliki kemiringan 65 - 70 derajat itu. Kondisi tanah yang licin serta tanjakan yang terjal akan semakin sulit dilalui saat hujan turun.
Di lain waktu, mereka juga pernah melalui jalur alternatif kedua, yakni melalui jalur pendakian Desa Pinara, Kecamatan Ciniru. Untuk mencapainya, dibutuhkan waktu perjalanan 1 - 1,5 jam, dengan mendaki bukit yang juga memiliki kemiringan tanah hingga 70 derajat. Jalur itu berupa jalan setapak yang licin berbatu, yang di sampingnya berupa jurang.
''Di Pugag ada saudara sesama muslim yang belum paham sekali tentang Islam. Karenanya, meski harus mendaki, kami rela demi menyampaikan satu ayat untuk diamalkan oleh muslim di Pugag,'' tutur Ketua Yayasan Mukmin Kabupaten Kuningan, Ade Supriadi, Kamis (28/1).
Ade mengungkapkan, pendakian mereka menuju Pugag akan semakin berat tatkala hujan turun. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat mereka karena yakin Allah SWT meridhoi langkah mereka.
Ade mengatakan, pembinaan terhadap mualaf di Pugag itu dilakukan di Masjid Al Jihad. Masjid tersebut merupakan satu-satunya masjid yang ada di Pugag, yang kondisinya kini sudah rusak dan tak layak. Para pengurus yayasan dan relawan memberikan pembelajaran membaca Iqro, tausiah, dan pembinaan mengenai akidah, ibadah, fikih dan lainnya.
Menurut Ade, kehadiran para relawan sangat dinantikan oleh para mualaf di Pugag. Dia menyatakan, kegiatan mereka dalam membina mualaf di Pugag pun sudah dapat izin dari perangkat desa setempat.
Ade menambahkan, selain memberikan pembinaan agama, pihaknya juga mengupayakan pemberdayaan ekonomi para muslim di Pugag. Karena itu, pihaknya membuka wakaf tanah di Pugag untuk pertanian produktif guna penguatan ekonomi para mualaf.
Selain di Pugag, Yayasan Mukmin juga memberikan pembinaan kepada para mualaf yang tersebar di berbagai daerah lainnya di Kabupaten Kuningan. Dia menyebutkan, sejak 2012 hingga sekarang, jumlah mualaf di Kabupaten Kuningan ada sekitar 1.063 orang.
‘’Para mualaf itu membutuhkan pembinaan dan pendampingan untuk membentengi akidah mereka,’’ kata Ade.