Keempat, madrasah di wilayah yang tergolong tanggung, yaitu bisa mengakses alat komunikasi tetapi tidak optimal karena masalah jaringan. Kemenag untuk madrasah ini juga menyediakan bantuan aplikasi e-learning dalam bentuk penyiapan server di madrasah.
"Jadi cloud-nya disimpan di masing-masing madrasah sehingga bisa membuat kelas virtual tetapi basisnya ada di madrasah masing-masing," ujarnya.
Ahmad menambahkan, jumlah madrasah yang berada di wilayah yang sulit melaksanakan pembelajaran jarak jauh memang mencapai belasan ribu. Persentasenya ada di kisaran 20 persen dari total 83 ribu madrasah. Sementara persentase madrasah yang bisa menggelar pembelajaran jarak jauh yaitu 40 persen, dan sisanya adalah madrasah di wilayah dengan kategori tanggung.
"Skema-skema ini sudah kita lakukan di 2020. Bicara efektif, tentu tidak efektif tetapi ini kan pandemi sehingga ketentuan menggunakan panduan kurikulum darurat itu tetap dilakukan, sehingga hak-hak anak tetap dilindungi, dan tentu mendapatkan nilai dan naik kelas dengan prinsip kurikulum darurat itu," ujarnya.