Senin 11 Jan 2021 12:19 WIB

Kesan Direktur Mahad Aly Tebuireng Belajar di Al-Azhar Mesir

Direktur Mahad Aly Tebuireng memuji sistem pengajaran di Al-Azhar Mesir

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Direktur Mahad Aly Tebuireng memuji sistem pengajaran di Al-Azhar Mesir. Penopang keunggulan Al-Azhar Mesir (ilustrasi)
Foto:

Jika memang tidak mampu mengikuti perkuliahan di Al-Azhar, menurut dia, para dosen tidak akan memberikan nilai tambahan seperti halnya di kampus-kampus dalam negeri. Mahasiswa yang memperoleh nilai rendah benar-benar tidak akan diluluskan.

Selain tu, Kiai Hannan juga mengagumi tradisi membaca di Universitas Al-Azhar, sebuah tradisi yang belum ditemukannya saat belajar di Indonesia. Para mahasiswa di Al-Azhar, menurut dia, membaca kitab atau buku tidak hanya berada di kampus, tapi juga saat berada dalam perjalanan.

“Jadi tradisi membaca di Al-Azhar itu menurut saya memang sangat luar biasa,” ungkapnya.

Setelah empat tahun menggali ilmu agama di negeri Piramida, Kiai Hannan kemudian pulang ke Indonesia untuk membantu mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng. Saat itu, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Yusuf Hasyim sedang menggagas pendirian Mah’ad Aly.

Kiai Hannan kemudian diminta  menjadi salah satu anggota tim pendiri Ma’had Aly Tebuireng bersama beberapa para ustdaz dan kiai di Tebuireng. 

Saat itu, menurut Kiai Hannan, pengasuh Tebuireng menyampaikan bahwa mahasantri yang kuliah di Ma’had Aly akan diberikan beasiswa dari yayasan.

“Jadi, mahasantri tidak dipungut biaya sepersen pun. Ini salah satu cara dari pengasuh untuk mendapatkan calon-calon input mahasantri yang berkualitas. Dan sampai saat ini masih diberikan berasiswa,” ucap Kiai Hanann.

Kiai Hannan sendiri merupakan ahli fiqih, sehingga ia ditunjuk sebagai Mudir Ma’had Aly. Setelah Ma’had Aly berubah menjadi takhassus hadits dan ilmu hadits, dia bersama pimpinan lainnya kemudian menggelar workshop untuk menyiapkan kurikulumnya dengan mengundang narasumber pakar hadits dan ilmu hadits.

“Jadi kurikulum ini kami siapkan bukan dari orang-orang yang basic keilmuannya fiqih seperti saya, tapi kami mengundang pakar hadits untuk menyiapkan kurikulum itu,” jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement