REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mudir (Direktur) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Pondok Pesantren Tebuireng, KH Nur Hannan, berpesan kepada generasi Muslim untuk tetap mempelajari ilmu agama dari guru yang mempunyai sanad keilmuan yang jelas, sehingga tidak menyimpang dari ajaran agama Islam.
“Pesan yang paling utama adalah belajar ilmu agama ini harus dari guru yang memilki sanad keilmuan yang jelas, yang sambung ke Rasulullah. Dan tradisi itu ada di pesantren, sehingga dalam memahami ilmu ini betul-betul sesuai dengan yang dimaksudkan keilmuan itu sendiri,” ujar Kiai Hannan, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.
Menurut dia, orang yang hanya belajar dari media sosial cenderug hanya memahami ilmu agama berdasarkan logikanya sendiri, tidak memahami dari guru yang bisa dipertanggungjawabkan keilmuannya.
“Sehingga bisa jadi bukan memahami agama secara benar, melainkan justru akan menyimpang dari pemahaman agama yang sebenarnya,” ucapnya.
Kiai Hannan sendiri sejak remaja sudah belajar ilmu agama di pesantren, belajar langsung kepada para ustadz atau kiai. Dia mulai memperdalam ilmu agama sejak tingkat madrasah tsanawiyah di Pondok Pesantren Midanut Ta’lim, Mayangan, Jogoroto, Jombang. Saat itu, dia sudah mempelajari kitab kuning, seperti kitab Nahwu dan Sharraf, fikih, tafsir, dan ilmu agama lainnya.
Setelah itu, Kiai Hannan melanjutkan pendidikannya ke tingkat madrasah aliyah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang. Tiga tahun kemudian, dia belajar agama ke Universitas Al-Azhar Mesir dengan jurusan hukum Islam atau fiqih.
“Yang saya rasakan bahwa belajar di Al-Azhar itu tidak bisa santai, tidak bisa main-main, karena nilai yang diperoleh mahasiswa di sana itu betul-betul sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,” katanya.