Sabtu 09 Jan 2021 08:59 WIB

Perempuan Berdaya di Balik Mainan Edukatif Anak Muslim

Mereka memberdayakan 100 ibu-ibu PKK yang pekerjaan suaminya buruh.

Mainan Edukatif Anak Muslim, Little Zam
Foto: dokpri
Mainan Edukatif Anak Muslim, Little Zam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis mainan edukatif anak muslim “Little Zam" semakin dikenal luas oleh masyarakat hanya dalam kurun waktu dua tahun. Bukan sekadar mainan, Little Zam merupakan sarana belajar yang menyenangkan untuk anak. Terlebih saat pandemi seperti saat ini.

Bisnis ini ditekuni oleh tujuh perempuan muda yakni Nadhila Shabrina, Luthfiani Shabrina, Mella Setyowati, Ifa Latifah, Rumaishatul Ulya, Rahmy Madina, serta Fahma Nurika Aisyah selaku founder sekaligus Mastermind Strategist Little Zam.

"Mimpi saya dari dulu memang ingin memberdayakan perempuan sesuai dengan fitrahnya," uj Fahma ketika menjelaskan tentang mimpi dari Little Zam dalam siaran persnya, Sabtu (9/1).

Menurutnya, perempuan tetap bisa beraktivitas sesuai hobi dan bakat mereka, tetapi tetap pada fitrah sebagai seorang ibu, anak, dan istri. Mereka juga memberdayakan sebanyak 100 ibu-ibu PKK di empat daerah yang notabene pekerjaan suaminya adalah buruh. Setelah mengikuti pelatihan, mereka bisa menjahit ratusan ribu boneka untuk produk-produk Little Zam.

Kini, Little Zam sudah memiliki 13 produk, yaitu Sang Pemimpi, Rumahku Sekolahku, Rainbow Qur’an, Menyapih dengan Cinta, dan Generasi Cinta Al-Qur’an (GCA) yang merupakan produk unggulan Little Zam, juga Generasi Cinta Ilmu sebagai produk lanjutan dari series GCA.

Mereka juga telah memiliki ribuan reseller dari seluruh Indonesia. Sebagian besar reseller adalah para ibu yang sudah merasakan manfaat dari permainan Little Zam dan memutuskan untuk bergabung sebagai reseller.

Di tengah maraknya gim daring dan mainan impor, Little Zam diharapkan muncul sebagai brand lokal mainan edukatif anak muslim dengan permainan menarik, riset produk mendalam, dan dikerjakan oleh perempuan-perempuan berjiwa sosial yang menamai diri mereka sebagai “Super Team Little Zam”. 

"Kami terus berupaya menciptakan permainan-permainan anak yang inovatif, edukatif, dan memberdayakan bagi keluarga Muslim di seluruh dunia," ujar Fahma.

Fahma mengungkapkan sebagian profit dari hasil penjualan produk Little Zam disedekahkan untuk program sosial di berbagai titik di Indonesia. Setiap bulan, Little Zam rutin membiayai operasional Asrama Tahfidz Putra-Putri dan gaji guru-guru PAUD Bebas Biaya Desa Quran Rawakalong, Gn.Sindur, Bogor.

Dalam dua tahun, mereka telah membangun tiga rumah dan satu masjid tahan gempa untuk korban bencana gempa di Lombok, serta terlibat aktif dalam membuat Ambulans Sungai-transportasi kesehatan untuk masyarakat pedalaman di Indonesia.

"Memasuki tahun 2021 ini, Little Zam memiliki impian, membuat 1.000 produk dan 1.000 program sosial," ujar Fahma mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement