Kamis 07 Jan 2021 20:53 WIB

Ikhwanul Muslimin, Ditolak Arab Saudi Dekat dengan Iran?

Ikhwanul Muslimin ditolak Arab Saudi tapi dekat dengan Iran kini

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Ikhwanul Muslimin mendapat penolakan Arab Saudi tapi dekat dengan Iran kini. Anggota Ikhwanul Muslimin Yordania di Amman, Yordania.
Foto:

Dukungan ulama terhadap pemerintah terkadang mencapai titik ekstrem yang mencengangkan. Dalam buku berjudul The Relationship Between the Ruler and the Subject menyatakan jika seorang penguasa menyebabkan warganya menderita, penderitaan itu berasal dari dosa warga negara terhadap Tuhan, dan terserah warga negara untuk bertobat dan membebaskan dirinya dari penderitaan yang telah dibebankan oleh penguasa. 

Dengan kata lain, penguasa adalah lengan panjang Allah, dan pandangan Allah SWT terhadap warga negara termanifestasi dalam perlakuan penguasa terhadap warga negara tersebut. Gagasan ini mencerminkan aliansi yang kuat di kerajaan Arab Saudi antara pemerintah dan ulama yang telah mengabdi pada pemerintah. Sementara itu, pemikiran Ikhwanul Muslimin revolusioner, justru memiliki pemikiran yang bertolak belakang.

Pada pertengahan 2012, Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin terpilih sebagai presiden Mesir. Setahun kemudian dia digulingkan menteri pertahanannya Abdel Fattah el-Sisi, yang kemudian terpilih sebagai presiden dan tetap di pos itu hingga hari ini. Pemerintah Sisi melarang Ikhwanul Muslimin dan melancarkan perjuangan habis-habisan melawan para aktivisnya. Ketika Sisi menggulingkan Morsi pada 2013, Riyadh mendukungnya dan menyalurkan miliaran dolar ke dalam pundi-pundi yang habis sebagai kompensasi atas penghentian bantuan Amerika oleh Presiden Barack Obama, yang pemerintahannya mendukung Ikhwanul Muslimin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement