Menurut salah satu pengacara Sabbagh, Sami Ershaid, 13 keluarga di Sheikh Jarrah, termasuk keluarga Sabbagh, menghadapi penggusuran tersebut. Tujuh dari keluarga ini telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan baru-baru ini, sementara lima keluarga lainnya masih berjuang melawan perintah penggusuran mereka di pengadilan distrik.
"Apa yang akan terjadi pada keluarga saya akan terjadi pada tujuh keluarga itu. Keluarga saya 32 orang. Dengan tujuh keluarga, berarti lebih dari 100 orang. Selain itu, 11 keluarga di Sheikh Jarrah telah digusur," kata Sabbagh.
Di lingkungan Silwan di Batan al-Hawa, 12 keluarga dengan total 67 orang menghadapi penggusuran. Sejak 2015, 14 keluarga telah digusur. Warga Batan al-Hawa, Zuheir Rajabi, telah terlibat dalam perselisihan hukum dengan kelompok pemukim Ateret Cohanim sejak 2015.
Sidang pengadilan terbarunya dijadwalkan pada Desember, tetapi ditunda hingga April karena pandemi virus corona. Terlepas dari penundaan ini, Rajabi pesimistis banyak yang akan berubah dengan kasusnya.
"Tidak ada harapan dengan hakim, karena hakim sendiri adalah pemukim. Mereka ekstremis. Salah satu hakim pernah berkata kepada saya, 'Saya menyarankan Anda mengevakuasi bangunan itu dan menerima kompensasi karena pada akhirnya saya akan mengeluarkan perintah untuk kepentingan para pemukim'," kata Rajabi.