Kedua, lebih sering mendatangi masjid. Berjalan menuju Rumah Allah dan memakmurkannya adalah amal yang mulia. Abu Hurairah RA berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda:
وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
“Barangsiapa bersuci di rumahnya, lalu berjalan ke satu masjid untuk menunaikan satu sholat fardhu, maka satu langkahnya menghapus dosa dan satu langkah yang lain menaikkan derajatnya.” (HR. Muslim).
Ketiga, menunggu waktu sholat setelah sholat. Jika kita yang memiliki waktu luang dan tidak ada kebutuhan di luar masjid untuk tetap duduk di dalam masjid sambil menunggu datangnya waktu sholat berikutnya. Amalan tersebut memiliki keutungan yang besar di sisi Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa duduk di masjid dalam rangka menunggu sholat maka dia terhitung dalam keadaan sholat.” (HR an-Nasa’i dan Ahmad dengan sanad hasan dari sahabat Sahl bin Sa’d as-Sa’idi RA).
Salah satu contoh ibadah ini misalnya setelah sholat Maghrib berjamaah tetap duduk berdzikir atau berdoa atau mengikuti kajian ilmu sambil menunggu didirikannya sholat Isya.