REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bersiwak menjadi salah satu sarana pembersihan anggota tubuh. Pada masanya, Nabi Muhammad SAW kerap bersiwak, terutama sebelum membaca Alquran dan menerima wahyu Allah SWT.
Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho Muhammad menjelaskan, kebersihan dalam menjalankan ibadah yang wajib maupun sunah juga menjadi anjuran yang ditekankan Islam.
Kiai Ahsin menjelaskan, Nabi Muhammad SAW tidak senang apabila ada umatnya membaca Alquran tanpa berwudhu, namun demikian hal itu bukan berarti hal yang diwajibkan. Dalam hal mewajibkan wudhu saat membaca Alquran, ulama yang berpendapat demikian adalah Mazhab Syafii.
“Mengapa Nabi berwudhu dan bersiwak saat membaca Alquran? Karena Nabi menghormati Alquran, menghormati mushaf,” kata Kiai Ahsin yang juga mantan rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, dalam kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Kamis (24/12).
Beliau menjabarkan alasan Nabi SAW bersiwak adalah upaya untuk menghormati Alquran, di mana melalui mulut Nabi suara pembacaan Alquran akan dikeluarkan. Yang mana artinya, kata beliau, melalui mulut itulah kalamullah dibacakan dan Nabi SAW hendak memuliakan Alquran dengan kepastian mulutnya yang bersih.
Kiai Ahsin menganalogikan hal tersebut dengan bagaimana upaya manusia yang kerap menghormati raja. Jika seorang raja hendak melintas ke sebuah jalan, maka sudah dipastikan jalan tersebut akan disterilisasi dan dibersihkan terlebih dahulu. Begitulah, kata beliau, alasan Nabi bersiwak.
“Disunnahkan untuk bersiwak. Mau baca Alquran, ya sikat gigi. Karena substansinya itu, mulutnya itu bersih. Karena mulut itu jalannya Alquran,” ujarnya.