Selasa 22 Dec 2020 05:59 WIB

Hikmah Agung Sepanjang Masa Perang Badar yang Bersejarah

Terdapat hikmah dari Perang Badar yang bisa diambil umat Islam

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Lokasi Perang Badar (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Lokasi Perang Badar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Perang Badar tercatat dalam sejarah sebagai pertempuran pertama yang dipimpin Rasulullah SAW. Menurut pakar tafsir Alquran KH Ahsin Sakho, palagan itu memunculkan banyak hikmah dan pelajaran, khususnya bagi generasi kini.

Dalam momen itu, Nabi Muhammad SAW mencontohkan betapa upayaupaya lahiriah dan batiniah mesti dilakukan beriringan.

Berbagai strategi yang diterapkan Nabi SAW turut menguntungkan kaum Muslimin meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit dibanding musuh. Misalnya, siasat untuk merintangi sumber-sumber air bala tentara Quraisy di Lembah Badar sebelum pertempuran dimulai. Dengan begitu, para pembenci Islam itu mudah kehausan, sedangkan pasokan minum bagi Muslimin tercukupi.

Bagaimanapun, tidak bisa hanya mengandalkan usaha manusia. Perlu juga memohon keridhaan-Nya. Pada malam hari sebelum Perang Badar, Nabi Muhammad SAW terus menerus berdoa di dalam tendanya.

"Bahkan, beliau berdoa sembari air matanya bercucuran, tangannya bergetar. Beliau larut dalam kesungguhan meminta belas kasih-Nya. Hal ini menunjukkan, kata Kiai Ahsin, doa pun adalah senjata kaum Mukminin.

Hikmah berikutnya dari Perang Badar ialah, kuantitas tak selalu menentukan kualitas. Pasukan Muslimin berjumlah kecil. Akan tetapi, mereka dapat mengalahkan kelompok yang berjumlah besar atas izin Allah SWT.

photo
Infografis sejarah Perang Badar - (Republika)

Maka dari itu, Kiai Ahsin mengingatkan agar kaum Muslimin, khususnya di Indonesia, agar tak terlena dengan banyaknya kuantitas. Fokuslah pada peningkatan kualitas. Demikian pula, jangan mudah berputus asa dalam berjuang.

Dalam konteks saat ini, umat Islam juga harus berpikir tentang bagaimana menyatukan dunia Islam. "Sebab, saat Perang Badar pun hanya persatuan dan keyakinan kepada Allah Ta'ala yang bisa mengalahkan kaum musyrikin," ujar dai kelahiran Cirebon, Jawa Barat, itu saat dihubungi Republika.co.id baru-baru ini.

Hari ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita tentang perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam Perang Badar. Untuk diketahui, para syuhada itu sedang menjalankan ibadah puasa ketika bertempur. Puasa Ramadhan diwajibkan Allah SWT atas umat Nabi Muhammad SAW sejak tahun kedua Hijriahtepatnya diumumkan pada Syaban.

Dan, Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan di tahun yang sama. Pada tahun itu umat Islam mulai diwajibkan berpuasa, tahun itu pula umat Islam meraih kemenangan besar dalam Perang Badar. "Sejak saat itu, Muslimin tidak lagi dipandang sebelah mata oleh kaum musyrik, ujar Kiai Ahsin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement