Senin 14 Dec 2020 23:17 WIB

Satgas Prihatin Munculnya Klaster Ponpes

Munculnya klaster pesantren membuat prihatin satgas covid.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Satgas Prihatin Munculnya Klaster Ponpes. Foto:  Petugas kesehatan melakukan pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren. Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Satgas Prihatin Munculnya Klaster Ponpes. Foto: Petugas kesehatan melakukan pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klaster pondok pesantren (ponpes) terus bertambah.  Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengaku ikut prihatin dengan kondisi ini.

"Satgas tentunya sangat prihatin dengan kondisi ini. Memang pesantren sebagai bagian dari pendidikan paling ditakutkan menjadi klaster," kata Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Suryopratomo saat dihubungi Republika, Senin (14/12).

Baca Juga

Apalagi, dia menambahkan, pesantren menjadi tempat mengaji dan belajar dalam satu pemondokan dan di situ banyak orang ada dalam satu tempat. Kemudian, dia melanjutkan, satu orang saja yang terinfeksi maka satu pemondokan akan tertular. Sebab, yang ditakutkan dari Covid-19 adalah penularannya yang cepat melalui manusia. 

"Karena umumnya usianya masih muda bisa jadi para santri itu tidak ada gejala. Tetapi kiai-kiai di pesantren itu sudah sepuh, apalagi kalau punya penyakit penyerta (komorbid)," ujarnya. 

Ia menambahkan, Ketua Satgas Penanganan Covid Doni Monardo selalu mengingatkan soal potensi penularan virus ini. Kemudian kalau sudah terjadi klaster, dia melanjutkan, maka semua pihak harus dikarantina. Bahkan setelah itu pondok pesantren harus diliburkan dan mendapatkan disinfentan terlebih dahulu. Oleh karena itu ia meminta semua pihak tetap harus waspada dan berhati-hati.

"Termasuk ketika Januari 2021 akan mulai sekolah tatap muka. Harus dipikirkan dan dilakukan secara bertahap," katanya.

Ia menyadari, tidak mungkin semua sekolah tiba-tiba melakukan pembelajaran tatap muka karena potensi tertular ketika berangkat sekolah hingga di dalam sekolah yang sangat tinggi. Ia menyebutkan, yang paling bahaya adalah anak-anak di bawah 15 tahun dan orangtua mereka diatas 45 tahun. 

"Kalau sampai tertular bisa fatal," katanya.

Sebelumnya, klaster di pondok pesantren terus bermunculan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga melaporkan adanya klaster baru penyebaran Covid-19, hingga berkontribusi terhadap lonjakan kasus positif Covid-19 di daerahnya. Pada akhir pekan kemarin, Dinkes Kota Salatiga mencatat telah terjadi penambahan sedikitnya 109 kasus baru positif Covid-19 dan 33 orang pasien dinyatakan telah sembuh dari paparan virus tersebut. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement