REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arsitek yang konsen dengan pengembangan digitalisasi masjid-masjid di Indonesia, Ahsanol Haq mengatakan, Masjid Istiqlal sangat berpotensi untuk menjadi pusat kegiatan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. Karena itu, menurut dia, Istiqlal saat ini memiliki gagasan yang disebut “The New Istiqlal”.
Menurut dia, dalam beberapa diskusi dengan pengurus Masjid Istiqlal, pihaknya telah diarahkan untuk masuk kepada ekosistem Masjid Istiqlal sebagai masjid yang bisa mengkoneksikan berbagai kegiatan masyarakat.
“Kami menyebutnya diskusi-diskusi itu menuju ke arah The New Istiqlal, sebuah gagasan yang disampaikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal,”ujar Ahsanol saat idhubungi Republika, Kamis (10/11).
Belum lama ini, dia pun telah diundang sebagai narasumber dalam Webinar Nasional bertema "Istiqlal Preneurship dan Pemberdayaan Umat: Memperkuat Digitalisasi Ekosistem Usaha Berbasis Masjid." Webinar tersebut diselenggarakan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) pada Selasa (8/11) lalu.
Dalam kegiatan tersebut, Ahsanol melihat bahwa Masjid Iistiqlal sangat memungkinkan untuk menjadi pusat kegiatan masyarakat, mulai dari kegiatan ekonomi, kesenian, bahkan sampai kegiatan olahraga. Karena itu, di berharap berbagai aktivitas tersebut nantinya bisa terkoneksi.
“Karena itu, Istiqlal akan menjadi sebuah wadah kegiatan, wadah penghubung kegiatan umat, wadah referensi umat dalam berkegiatan, sebagai pendorong sinergi kegiatan umat, dan sebagai penumbuh kembang ekonomi umat,” ucap CEO Gerakarya Group ini.
Wasekjen DPP Realestat Indonesia (REI) ini menjelaskan, untuk menuju digitalisasi Istiqlal sendiri, Masjid Istiqlal telah meluncurkan aplikasi E-Istiqlal, yaitu aplikasi berbasis komunitas, dimana fitur serta konten didalamnya ditujukan untuk mendukung berbagai aktivitas para penggunanya secara online, baik yang merupakan jamaah Masjid Istiqlal maupun masyarakat umum.
“Rencananya Istiqlal juga akan membangun sebuah data platform service. Karena itu istiqlal akan terkoneksi dengan masjid-masjid seluruh Indonesia. Ini akan menjadi potensi konektivitas yang luar biasa, baik dari sisi data, sisi market, bahkan dari sisi produksi,” jelas pria asal Pulau Bawean ini.
Webinar nasional tersebut juga menghadirkan Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Ketua BPMI, Prof KH Nasaruddin Umar dan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Dalam acara tersebut, Prof Nasaruddin menyampaikan, Masjid Istiqlal berusaha untuk meniru Masjid Nabawi dalam mengoptimalkan fungsi dan peran masjid.
Karena itu, menurut dia, umat Islam harus mengubah paradigma yang dibangun selama ini agar masjid bisa memberdayakan umat. “Sudah waktunya merubah paradigma, dari umat yang memberdayakan masjid menjadi masjid yang memberdayakan umat,” kata Prof Nasaruddin
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki yang menjadi pembicara kunci webinar mengapresiasi Masjid Istiqlal yang mengangkat masalah ekonomi umat, tidak hanya ibadah mahdhah tapi juga ibadah ghairu mahdhah.
“Potensi 700 ribu masjid di Indonesia sebagai market place menjadikan masjid memiliki peran sebagai titik sentral pemberdayaan umat berbasis UMKM dan Istiqlal bisa menjadi role modelnya,” jelas Teten.