REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menegaskan tentang pentingnya memerangi terorisme dan membela perjuangan Palestina. Seperti dilansir Iqna.ir pada Senin (30/11), hal itu disampaikan dalam pertemuan ke-47 Dewan Menteri Luar Negeri OKI yang sedang berlangsung di Niamey, Niger. Pertemuan itu juga menekankan persatuan dunia Muslim dalam menangani Islamofobia untuk perdamaian dan pembangunan.
Para peserta pertemuan membahas masalah Palestina, melawan Islamofobia, komunitas Muslim di negara non-anggota, dan memerangi antara lain ekstremisme, terorisme, dan kekerasan. Dalam kesempatan itu Sekretaris Jenderal OKI Yousef Ahmed Al-Othaimeen menggambarkan terorisme sebagai ancaman paling berbahaya yang dihadapi dunia. Dia mengatakan OKI menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara Islam dan terorisme. Dia juga merujuk pada tindakan anti-Islam baru-baru ini dan mengatakan bahwa upaya internasional diperlukan untuk melarang penodaan kesucian agama.
Sementara itu Presiden Niger Mahamadou Issoufou mengatakan Islam adalah agama perdamaian dan kasih sayang. Ia juga mengatakan agama tersebut tidak ada hubungannya dengan terorisme.
Para menteri luar negeri OKI akan mengadopsi resolusi dan proklamasi 'Deklarasi Niamey'. Sedangkan Sekretaris Jenderal OKI dan presiden sesi CFM ke-47 rencananya dijadwalkan untuk mengadakan konferensi pers bersama setelah pertemuan dua hari tersebut berakhir yang dimulai sejak Sabtu lalu.