Sabtu 28 Nov 2020 05:15 WIB

Kisah Mualaf: Kelly di Umur 13 Tahun Mencari Kebenaran Agama

Setelah menjadi Muslim, ia merasa lebih kuat dan lebih memahami banyak hal.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Mualaf: Kelly di Umur 13 Tahun Mencari Kebenaran Agama. Ilustrasi
Foto:

Selama ia hidup, Kelly mempercayai agama sebatas karena orang tuanya melakukan hal tersebut. Kepercayaan yang awalnya ia genggam, perlahan terkikis dan menjadi tak bersisa. Setelahnya, ia menghentikan pencarian tentang Tuhan.

Tak lama dari kejadian itu, suatu ketika seorang teman memberinya buku dengan judul Dialog Muslim dan Kristen. Ia pun tersadar jika selama melakukan pencarian tidak pernah mempertimbangkan agama lain. Kristen adalah satu-satunya yang ia tahu dan tidak pernah berpikir meninggalkannya.

Pengetahuannya tentang Islam sangat minim. Bahkan, sebagian besar dipenuhi kesalahpahaman dan stereotip. Buku yang ia dapatkan seakan menjadi gerbang pembuka atas jawaban yang ia cari. Kelly memutuskan belajar tentang Islam dari aspek intelektual. Dari seorang teman dekatnya yang Muslim, ia sering bertanya tentang praktik dan ibadah Islam.

Setelah beberapa bulan menghabiskan waktu membaca buku tentang Islam, bulan Ramadhan pun hadir. Setiap Jumat, Kelly bergabung dengan komunitas Muslim setempat untuk berbuka puasa dan membaca Alquran. Dalam kesempatan itu, ia kerap mengajukan pertanyaan kepada setiap Muslimah yang ia temui. Kelly merasa terkejut akan keyakinan dari setiap jawaban yang ia terima. Perlahan, ia merasa tertarik akan Islam.

Kelly merasa dalam hidup ia membutuhkan sesuatu yang bisa mendisiplinkan dan mengatur hidupnya. Ia tidak ingin hanya percaya ada sosok yang menjamin ia akan ke surga. Ia ingin merasa dekat, tahu bagaimana harus bertindak untuk menerima rahmat dari Tuhan, dan yang terpenting ia menginginkan kesempatan untuk mengenal surga.

Saat perayaan Idul Fitri, ia hadir dan menikmati suasananya. Setiap minggu, ia juga menghadiri kajian Jumat. Dari pengalaman selama itu, ia menemukan ketenangan. 

Hal ini ia lakukan selama tiga tahun. Awal Februari 1997, ia menyadari jika Islam itu benar. Sebulan kemudian, tepatnya 19 Maret 1997, usai menghadiri kelas mingguan ia mengucapkan syahadat untuk dirinya sendiri. Lalu pada 26 Maret, ia kembali mengucapkan kalimat syahadat di hadapan saksi dan menjadi Muslim secara resmi.

"Saya tidak bisa mengungkapkan kegembiraan yang saya rasakan. Saya tidak bisa mengungkapkan beban yang terangkat dari bahu saya. Saya akhirnya menerima ketenangan pikiran. Islam telah membuat saya menjadi orang yang lebih baik," tulis Kelly.

Setelah menjadi Muslim, ia merasa lebih kuat dan lebih memahami banyak hal. Hidupnya berubah secara signifikan dan memiliki tujuan pasti. Kini, agama merupakan bagian dari kesehariannya.

 

"Berjuang menjadi Muslim yang baik dalam masyarakat yang didominasi agama lain itu sulit. Hidup dengan keluarga yang berbeda keyakinan bahkan lebih sulit. Namun, saya mencoba tidak putus asa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement