REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa tugas MUI sekarang ini adalah meneruskan mata rantai kebaikan pengurus MUI terdahulu. Menurutnya betapapun besar atau kecil setiap pengurus MUI selalu menorehkan prestasi kebaikan.
"Kita memang masing-masing pengurus pada periodenya itu membuat semacam prestasi-prestasi, betapapun besar dan kecilnya, itu merupakan rentetan, merupakan silsilah, mata rantai perbuatan baik yang dilakukan masing-masing pengurus," kata Kiai Ma'ruf saat mengisi sesi ramah tamah di Musyawarah Nasional (Munas) MUI ke-19, Rabu (25/11) malam.
Ia mengatakan, tradisi melahirkan kebaikan semacam itu harus terus dibangun oleh MUI pada masa mendatang. Tentu saja, lanjut dia, perbaikan itu lebih kepada hal-hal yang sifatnya operasional bukan yang bersifat prinsipil, sehingga tidak melenceng dari jalur MUI.
Menurutnya, operasional MUI harus dilakukan perbaikan-perbaikan untuk memberikan nilai yang lebih baik lagi. Supaya nilai manfaatnya lebih besar lagi.
"Bagaimana kita memperbesar kemaslahatan, kemudian mengecilkan bahaya dan gangguan. Bagaimana bahaya itu kita perkecil lagi dengan cara yang lebih baik dan efektif," ujarnya.
Wakil Presiden ini mengatakan, selain aktif merespon situasi terkini, jalan mewujudkan kebaikan seperti itu harus terus dipupuk. Sehingga MUI tidak hanya merespon apa yang dilihat secara reaktif, namun juga membuat arus baru yang membawa kemaslahatan.
"Itulah yang saya sebut sebagai prinsip terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan, tidak pernah berhenti melakukan perbaikan, itu merupakan tanggung jawab yang harus terus kita laksanakan," ujarnya.
Munas MUI ke-19 dilaksanakan di Hotel Sultan pada 25-27 November 2020. Munas ini bertema 'Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasatiyatul Islam, Pancasila serta UUD NRI 1945 secara Murni dan Konsekuen'.