Adik perempuan Khatoon, Gulshan Parveen mengatakan para pembunuh melarikan diri dari tempat kejadian segera setelah penduduk desa berkumpul karena mendengar teriakan. "Mereka menguntit dan melakukan pelecehan seksual terhadap saudara perempuan saya selama tiga-empat bulan terakhir dan menekannya untuk menikah dengan Satish Rai. Mereka membunuhnya karena dia menolak," katanya.
Ayah korban, Mukhtar, meninggal dunia pada 2017. Keluarga dari lima saudara perempuan dan empat saudara laki-laki bertahan hidup dengan gaji ibu Shaimuna Khatoon dan saudara laki-laki Istkar Ahmed. Mereka bekerja di ibu kota provinsi Patna, di mana ibunya menjahit dan putranya menjual pakaian.
Keluarga korban telah mengadu kepada orang tua tersangka tentang pelecehan tersebut. Tetapi mereka diduga tidak melakukan apa pun.
“Setelah pernikahannya ditolak, Satish Rai mulai mengganggunya dan menekannya untuk menikah dengannya. Namun, dia mengatakan kepadanya dia tidak bisa menikah dengannya. Marah atas penolakannya, dia mengancam akan membunuhnya,” kata Istkar, saudara laki-laki korban.
Muslim girl in Bihar in #India was burnt alive and thrown into a well by right wing Hindu extremists
Victims family dmnding justice but no one listening to them even after 2wks
India is becoming positively unsafe for religious minorities#JusticeForGulnaz#indiadeservesblacklist pic.twitter.com/Mq1xBjC0hm
— RaNa BilaL (@AB18PK) November 17, 2020
Video Khatoon menceritakan kisahnya
Beberapa video Khatoon telah menjadi viral, di mana dia menunjuk tersangka dan enceritakan kejadian tersebut secara rinci. Ada juga imbauan di Facebook untuk mencari bantuan dalam merawat korban. Setelah kematian Khatoon, keluarganya menggelar demonstrasi di alun-alun kota meminta hukuman bagi para pelakunya.
"Kami ingin keadilan. Sudah 17 hari tetapi hampir tidak ada kemajuan. Kami mengeluh tapi tidak dipertimbangkan. Kami tidak berdaya, kami tidak punya siapa-siapa untuk membantu kami," kata Shaimuna Khatoon, ibu korban.