Senin 16 Nov 2020 23:12 WIB

Dilema Muslim di Partai Buruh Inggris, Jadi Kelas Kedua?

Survei menyebut terdapat Islamofobia di internal Partai Buruh Inggris

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Survei menyebut terdapat Islamofobia di internal Partai Buruh Inggris. Ilustrasi Partai Buruh Inggris
Foto: Andi Rain/EPA-EFE
Survei menyebut terdapat Islamofobia di internal Partai Buruh Inggris. Ilustrasi Partai Buruh Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Lebih dari sepertiga anggota Muslim dan pendukung Partai Buruh Inggris telah menyaksikan Islamofobia di dalam partai tersebut. Hal ini didasarkan penyelidikan baru yang dilakukan Jaringan Muslim Buruh (LMN) dalam laporannya, dilansir di Anadolu Agency, Senin (16/11).

Jaringan tersebut mengatakan, sebanyak 44 persen dari mereka yang disurvei percaya bahwa partai tersebut tidak menganggap serius Islamofobia dan hampir setengah dari mereka kehilangan kepercayaan dalam struktur pengaduannya.

Baca Juga

Investigasi, yang dilaporkan ITV News, mengatakan sebanyak 59 persen Muslim tidak merasa terwakili dengan baik oleh partai tersebut. Dan sebanyak 37 persen mengatakan mereka menyaksikan Islamofobia langsung di dalam partai. Laporan berita ITV menyertakan contoh-contoh yang dilaporkan  investigasi.

Ali Milani, yang mencalonkan diri sebagai kandidat di Uxbridge dan South Ruislip pada pemilihan umum terakhir, mengklaim bahwa seorang anggota partai mengatakan kepadanya bahwa Muslim tidak bisa menjadi anggota parlemen karena kecenderungan mereka untuk melakukan kekerasan dan bertanya apakah dia seorang teroris.

 

"Rasanya sakit rasanya saya mengalami pelecehan semacam itu dari seorang anggota partai dan tidak hanya butuh satu tahun bagi mereka untuk kembali kepada saya, tapi keluhan itu hilang," kata Milani.

Afzal Khan, anggota parlemen untuk Manchester Gorton dan Ketua Parlemen dari Jaringan Muslim Buruh, mengatakan Islamofobia di dalam partai Buruh sudah tidak diperhatikan dan layak mendapat perhatian segera.

"Sementara Partai Buruh telah menikmati dukungan luar biasa dari komunitas Muslim selama beberapa dekade, kami tidak dapat menerima begitu saja dukungan mereka. Partai Buruh harus berkomitmen untuk tidak menoleransi Islamofobia dan membangun kembali kepercayaan dengan anggota Muslimnya," tulis Khan.

Sementara itu, Anggota parlemen dari Partai Buruh itu, Apsana Begum, menyangkal tentang Islamofobia. Berbicara kepada ITV News, dia mengaku cukup sering ditanyai dan terus-menerus diminta untuk menegaskan kembali komitmennya terhadap masyarakat Inggris.

Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan laporan yang dikeluarkan LMN tergolong mengejutkan dan mendesak partai tersebut untuk segera bertindak. Seorang juru bicara dewan mengatakan, Islamofobia lazim di seluruh masyarakat Inggris. Tetapi ketika itu terjadi di dalam partai politik yang menjadi perwakilan rakyat Muslim dan memutuskan kebijakan, tentu lebih berbahaya.

"Itulah mengapa laporan baru ini sangat memprihatinkan. Ini menunjukkan tingkat Islamofobia yang mengejutkan di dalam Partai Buruh, dan ketidakpercayaan di antara anggota Muslim akan kesediaan pemimpin untuk menanggapi jenis rasisme ini dengan serius," katanya.

"Sekarang masalah telah terungkap dengan jelas, kami berharap untuk melihat kepemimpinan yang tidak menunjukkan toleransi terhadap segala bentuk rasisme dengan mendengarkan anggota partai, dan bertindak segera, tegas dan efektif, dimulai dengan mengadopsi rekomendasi laporan tersebut," lanjutnya.

Juru bicara itu menambahkan, dia telah melihat apa yang terjadi ketika sebuah partai politik membiarkan Islamofobia tidak terkendali. Dia mengatakan, masalah Partai Konservatif dengan Islamofobia mengakar dalam di setiap bagian partai karena telah terlibat dalam penyangkalan, pemecatan, dan penipuan.

"Kami mendesak Partai Buruh untuk tidak membuat keputusan. kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Partai Konservatif, dan lihat bagaimana rasisme harus ditangani, sehingga dapat lebih mewakili anggota dan pendukungnya," ucapnya.

Menanggapi laporan tersebut, pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer dan wakil pemimpin Angela Rayner mengatakan, bahwa Islamofobia tidak memiliki tempat di partai maupun masyarakat. Mereka menegaskan komitmennya untuk membasmi Islamofobia.

"Kami berharap dapat bekerja dengan LMN untuk melaksanakan rekomendasi mereka dan akan bertemu dengan mereka untuk membahas langkah selanjutnya dalam menangani momok Islamofobia," tuturnya.

Laporan LMN itu menyebutkan, ancaman Islamofobia yang meningkat dalam politik arus utama telah menyebabkan keprihatinan yang signifikan di seluruh komunitas Muslim di Inggris. Sejak referendum Uni Eropa 2016, ada  peningkatan tajam dalam kejahatan rasial khususnya peningkatan serangan kekerasan dan non-kekerasan Islamofobia.

Dikatakan bahwa angka-angka Kantor Dalam Negeri yang dirilis pada Oktober 2020 menunjukkan bahwa jumlah tertinggi dari kejahatan rasial yang tercatat yang dilakukan di Inggris adalah terhadap Muslim. Dari 6.822 kejahatan rasial agama yang dicatat oleh polisi pada 2019/2020, lebih dari 50 persen ditargetkan terhadap Muslim.

"Dengan ini dan meningkatnya normalisasi Islamofobia di partai Konservatif, dan kekhawatiran yang berkembang atas penetrasi yang dirasakan ke dalam Partai Buruh, Muslim di seluruh negeri menemukan diri mereka dalam posisi genting," ujarnya.

 

Sumber: https://www.aa.com.tr/en/europe/over-30-muslims-see-islamophobia-in-uk-labour-party/2043770

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement