Propaganda tersebut dilakukan dan diakomodasi sejumlah media-media global yang kemudian menisbatkan betapa Israel memiliki kepedulian besar terhadap perempuan-perempuan Palestina. Padahal realitanya, kata Bushra, Israel menutup akses kesehatan dan pengobatan bagi perempuan-perempuan Palestina.
“Untuk itu saya rasa, dunia harus tahu kondisi sesungguhnya yang menimpa warga Palestina. Karena nyaris tak ada pembelaan bagi warga Palestina terhadap kesewenang-wenangan Israel,” ungkapnya.
Di penjara, Bushra menceritakan bagaimana sikap para sipir penjara terhadap tawanan Palestina. Pemenuhan akses hidup dan kesehatan sangat diabaikan sipir Israel.
Hingga suatu hari, kata Bushra, seorang sipir penjara tak berani untuk memberikan izin berobat bagi tawanan yang menderita sakit yang kritis lantaran kepala sipirnya sedang tertidur.
Maka dari pengalamannya itu, Bushra pun bertekad menekuni dunia jurnalistik dengan segala risiko yang ia tahu bakal menghampirinya. Bushra yang memiliki mobilitas terbatas akibat statusnya sebagai mantan tahanan, terpaksa mencoba mengoptimalisasi segala kemampuan yang ia bisa untuk mengabarkan kepada dunia tentang Palestina.
“Dunia perlu tahu bahwa di atas bumi ini ada yang namanya negara Palestina, ada yang namanya Masjid Al-Aqsa. Dunia juga perlu tahu bagaimana Israel yang selalu bersikap manipulatif, entitas Zionis tidak mau terganggu oleh pemberitaan yang benar, maka mereka kerahkan berbagai cara untuk membungkam kebenaran,” ujarnya.
Menurut Bushra, seorang jurnalis yang ideal adalah mereka yang terjun menyaksikan langsung suatu peristiwa, mendengarkan, dan bergerak atas nama kejujuran. Maka di tengah keterbatasan akses sumber daya manusia (SDM), dana, hingga ruang gerak, Bushra bertekad untuk tidak akan berhenti melawan media-media Zionis dalam pemberitaan.
Profil:
Nama : Bushra Jamal Al-Thawil
Lahir : Al-Quds, 25 April 1993
Pekerjaan : Wartawan selama 8 tahun
Pendidikan : Studi Jurnalisme dan Media di Modern University College Ramallah
Aktivitas : Founder Aneen Al-Qaid Network, seorang hafizah