REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kerukunan Umat Beragama Setjen Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) 2020 melalui Zoom dan kanal Youtube Kemenag pada Selasa (3/11). Dalam kesempatan ini, terus disinggung mengenai moderasi beragama yang disebut dapat mencegah konflik, radikalisme, dan menciptakan kedamaian dalam negara.
"Moderasi mendorong terciptanya kerukunan di tingkat nasional maupun global. Moderasi beragama mendorong terciptanya harmoni keluarga dan masyarakat. Peran strategi FKUB perlu didorong untuk meningkatkan moderasi beragama untuk mencegah konflik, dan radikalisme," kata Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin pada Selasa.
Dia menjelaskan, terdapat empat indikator dalam moderasi beragama, pertama yakni dengan toleransi, menerima, menghargai keberadaan orang lain dalam beragama. Kedua, anti kekerasan, moderasi beragama tidak membenarkan adanya kekerasan, baik secara verbal maupun fisik.
Ketiga, komitmen kebangsaan yakni dengan menerima pancasila sebagai ideologi bangsa, UUD 1945 sebagai konstitusi, dan terakhir NKRI seutuhnya. Keempat yakni indikator pemahaman, dengan perilaku yang akomodatif.
"Termasuk narasi-narasi kerukunan dalam mengkomunikasikan masing-masing ajaran agama, bukan narasi konflik. Saya harapkan tokoh agama menjadi jembatan umat, baik dalam keyakinan pemahaman keagamaan, maupun tindakan konkrit dan penyelesaian antar umat," ucap Ma'ruf.
Di samping itu, Menteri Agama, Fachrul Razi turut menyerukan moderasi beragama. Dia berharap, FKUB dapat membumikan moderasi beragama.
"Harapan kami, Rakornas ini dapat menghasilkan konsep-konsep jitu dan bijak untuk lebih memberdayakan dan menghasilgunakan peran FKUB, dalam konteks membumikan moderasi beragama di tengah masyarakat," kata Fachrul.
"FKUB agar terus mengajak umat beragama untuk berpegang teguh pada esensi ajaran semua agama, yang selalu mengajak pada kehidupan yang damai, toleran, adil, dan saling menghormati perbedaan," lanjutnya.
Menurut Fachrul, selama ini pemerintah telah memfasilitasi keinginan masyarakat untuk membentuk forum koordinasi dan konsultasi yang kemudian dikenal dengan istilah FKUB. Pembentukan forum ini dilakukan dengan memberdayakan peran strategis dari tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat, khususnya majelis-majelis dan organisasi keagamaan. Forum ini dibentuk dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan bersama.
Sampai saat ini telah terbentuk 544 FKUB, terdiri dari 510 FKUB Kabupaten/Kota dan 34 FKUB Provinsi di seluruh Indonesia. Fachrul mengatakan, FKUB memiliki peran yang penting dan strategis dalam memelihara dan merawat kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Terwujudnya umat beragama yang rukun merupakan harapan seluruh masyarakat Indonesia yang plural. Kerukunan dalam keragamanan ini patut terus dijaga. Apalagi, dunia juga menilai Indonesia sebagai model terbaik dari konsep masyarakat rukun yang multikultural," kata dia.
“Keragaman perlu disyukuri. Keragaman tidak diminta, melainkan pemberian Tuhan, bukan untuk ditawar tapi untuk diterima. Di tengah keberagaman, alhamdulillah, Indonesia masih berdiri kokoh, bersatu terus bergerak maju, mengejar negara-negara maju lainnya di dunia. Dengan moderasi beragama, umat rukun, Indonesia maju. Salam kerukunan," papar Menag.
Rakornas FKUB 2020 mengangkat tema "Umat Rukun Indonesia Maju". Rakornas ini akan berlangsung tiga hari, 3 – 5 November 2020.
Adapun Penguatan Moderasi Beragama masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 18 tahun 2020. Sehubungan itu, Kementerian Agama telah merancang sejumlah program implementasinya, salah satunya adalah penguatan peran FKUB.
Sementara itu, Presiden RI, Joko Widodo mengatakan, keberagaman merupakan anugerah dari Tuhan kepada bangsa. Hal ini sepatutnya agar terus dirawat menjadi kekuatan bangsa.
"Kita patut bersyukur, di tengah dinamika, bangsa ini tetap hidup rukun dalam kemajemukan, mengayomi sebagai saudara, saudara sebangsa setanah air. Kerukunan tidak muncul tiba-tiba, kerukunan hasil kesadaran bersama, perpecahan akan membawa kehancuran," ucap Jokowi.
Dia mengungkapkan, pemerintah menyampaikan apresiasi atas kerja para penggerak dan aktivis yang merawat kerukunan dan toleransi terutama di akar rumput. Atas kerja sama ini lah maka dapat dinikmati kehidupan yang harmonis.
"Komitmen harus tertanam kuat, para tokoh dan FKUB semua tingkat, mendukung peran FKUB. Moderasi beragama selaras dengan jiwa pancasila di tengah gelombang ekstrimisme, tantangan kehidupan beragama kian hari semakin berat," ucap Jokowi.