Senin 19 Oct 2020 14:10 WIB

Islam di Mali, Mayoritas yang Rentan dengan Konflik Internal

Islam di Mali memiliki komunitas dan mazhab yang beragam.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Islam di Mali memiliki komunitas dan mazhab yang beragam. Masjid Djenne, Mali, Afrika
Foto:

Berbagai kelompok salafi atau Muslim reformis di Mali mengadopsi tradisi ini sejak pertengahan 1940-an. Sementara pengikut tradisi yang berbeda dan otoritas Prancis sering menyebut mereka Wahhabi (mengacu pada praktik keagamaan yang berasal dari tempat yang sekarang menjadi Arab Saudi pada abad kedelapan belas.,  

Pada saat yang sama, kaum reformis lain muncul dari dalam persaudaraan Sufi, khususnya Tijaniyya. Salah satu tokoh ini, Sa'ad Oumar Toure, mendirikan sekolah Islam yang dimodernisasi di kota Segou pada tahun 1946. Sekolah ini berfokus pada pengajaran bahasa Arab dan agama tanpa melanggar Sufisme, sebuah tradisi yang sebagian besar ditolak komunitas Salafi. 

Modibo Keita, yang menjadi presiden pertama Mali setelah negara itu memenangkan kemerdekaan, mengawasi dengan ketat dan mengawasi umat Islam, memberlakukan larangan resmi terhadap organisasi Islam.

Setelah menggulingkan Keita pada 1968, Jenderal Moussa Traore secara singkat melonggarkan larangan tersebut  sebelum menindak organisasi semacam itu pada awal 1970-an.  

Meskipun demikian, aturan Traore ditandai dengan penyebaran masjid dan aktivisme Islam, sementara dia (seorang Muslim yang taat) meluncurkan kampanye moralitas yang menyebabkan penutupan bar dan klub malam selama Ramadhan. 

Dia juga mendirikan organisasi Muslim pertama yang disponsori negara di Mali, Asosiasi Malienne pour l'Unite et le Progres de l'Islam (AMUPI), pada tahun 1981. Badan itu dirancang untuk mengatur urusan-urusan Islam sementara juga merekonsiliasi faksi-faksi Islam utama Mali khususnya para sufidan orang Sunni. 

Masing-masing dari tiga pemimpin Muslim utama aktif secara politik dan sosial selama periode Traore. Mereka muncul dari, atau telah dikaitkan dengan, tradisi yang dibahas di atas. 

photo
Muslimah di Timbuktu, Mali, Afrika Barat. - ( onlinetravelmagazines.com)

Dicko lahir di Tonka, dekat Timbuktu, sekitar 1954. Dia adalah putra dan cucu dari pemimpin Muslim terkenal, kakeknya menjabat sebagai qadi tidak resmi , atau hakim Islam, setelah kemerdekaan. Dicko belajar di Mauritania dan Arab Saudi, di mana dia semakin mengadopsi praktik salafi.  

Ketika rezim Traore jatuh dan Mali dengan cepat mendemokratisasi karena pengetahuan dan sikap terus terangnga tidak hanya pada masalah agama tetapi juga pemerintahan dan bahkan politik internasional. dia bergabung dengan HCI, penerus AMUPI, tidak lama setelah pembentukannya pada tahun 2002, dan terpilih sebagai presidennya enam tahun kemudian.

Haidara mengambil jalan yang agak berbeda. Dilahirkan pada 1955 di dekat Segou, dia belajar di sekolah Alquran dan Prancis setempat hingga tahun 1964, ketika dia mendaftar di sekolah Sa'ad Oumar Toure. Meskipun ayahnya berafiliasi dengan Tijaniyya, Haidara bukanlah seorang sufi. 

Meskipun ia memiliki banyak sifat yang sering dikaitkan dengan para pemimpin sufi, seperti karisma yang kuat, sikap kesucian yang telah membantu mengobarkan popularitasnya, dan praktik dakwah terutama di Bambara (bahasa yang jauh lebih banyak digunakan di Mali selatan daripada bahasa Prancis atau Arab).  

Haidara mulai mengabar di Mali pada awal 1980-an, bentrok berulang kalidengan pihak berwenang, yang tidak menyukai seruannya untuk reformasi politik dan penentangan terhadap pengaruh Sunni.  

Pada 1991 ia mendirikan Ancar Dine (Pendukung Agama), sebuah organisasi yang berbeda dengan Ansar al-Din, salah satu kelompok yang mengambil alih Mali utara pada 2012. Ancar Dine sekarang memiliki ratusan ribu anggota di Mali, bagian lain Afrika barat, dan bahkan Eropa dan Amerika Serikat. 

 

Organisasi ini mengoperasikan kantor, sekolah, klinik medis, dan fasilitas lokal lainnya. Haidara menjabat sebagai wakil presiden HCI di bawah Dicko, sebelum menjadi presidennya pada April 2019. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement