Senin 12 Oct 2020 15:24 WIB

Islam di Swedia, Agama Resmi Kedua yang Kerap Dicurigai

Islam di Swedia mengalami diskriminasi meski minoritas kedua.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Islam di Swedia mengalami diskriminasi meski minoritas kedua. Bendera Swedia
Foto:

photo
Muslimah Swedia ketika memprotes kebijakan anti-Islam. - (thegatewaypundit.com)

Multietnis

Diperkirakan ada 800 ribu Muslim berada di Swedia atau sekitar delapan persen dari 10,23 juta penduduk Swedia. Sebagian besar populasi Muslim tinggal di kota-kota besar, dengan lebih dari 60 persen tinggal di tiga wilayah kota besar, Stockholm, Goteborg, dan Malmo. 

Populasi Muslim Swedia cukup beragam, dari lebih dari empat puluh negara yang berbeda, dari Turki, Bosnia, dan Iran hingga Pakistan, Arab Saudi dan negara-negara Afrika, Asia, dan Eropa lainnya. Populasi Muslim utama di Swedia adalah populasi Turki. 

Pada 1980-an, mereka menjadi mayoritas populasi Muslim di Swedia, tetapi saat ini hanya mencakup sekitar 10 persen dari total populasi Muslim. Namun, penduduk Turki mempertahankan sumber utama pengaruh politik Muslim melalui kelompok lobi yang mapan dan bersatu.  

Populasi Iran merupakan subkelompok terbesar kedua dari etnis Muslim yang sebagian besar tiba setelah 1985 sebagai pengungsi. Meskipun banyak anggota populasi ini lebih sekuler, seperenam dari populasi ini dianggap Muslim religius. 

Populasi besar lainnya termasuk sejumlah besar warga Irak, banyak di antaranya adalah Kurdi, sisa-sisa perang Iran-Irak dan kebijakan pembersihan etnis Saddam Hussein. Ada juga populasi Lebanon yang cukup besar  sedangkan sisanya berasal dari Maroko, Suriah, Tunisia, dan Palestina.   

Populasi utama dari Afrika termasuk Somalia, Ethiopia. Dari Balkan, ada sekitar 40 ribu Muslim dari Bosnia, dan sejumlah besar pengungsi dari bekas Yugoslavia selama perang saudara. 

Ada enam masjid yang dibangun khusus di Swedia, empat Masjid Muslim Sunni di Stockholm, Malmo, Uppsala dan Vasteras, satu Masjid Syiah di Trollhattan, dan satu masjid Ahmadiyah di Goteborg.  

Karena hanya sedikit dari masjid yang dibangun khusus ini, kebanyakan Muslim di Swedia mempraktikkan keyakinan mereka di masjid bawah tanah. Selama Ramadan, masjid di Swedia terbuka untuk umat Islam, tetapi kehadirannya buruk karena cuaca yang melekat di negara itu.  

Banyak Muslim malah tinggal di rumah atau menonton TV Arab. Tampaknya penerimaan publik yang terbatas terhadap wanita Muslim yang mengenakan jilbab, meskipun pemerintah tidak membatasi penggunaannya. Namun, negara mengizinkan sekolah untuk mengatur pakaian yang menutupi wajah siswa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement