Rabu 07 Oct 2020 05:50 WIB

Diskriminasi di AS, Muslim Lebih Parah Dibanding Yahudi

Umat Islam di Amerika Serikat alamai diskriminasi lebih dibanding minoritas lain.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam di Amerika Serikat alami diskriminasi lebih dibanding minoritas lain. Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia
Foto:

photo
Ilusrasi Amerika Serikat- (Kim Kyung-Hoon/Reuters)

Setelah serangan 11 September atau serangan 9/11, ‘kekuatan struktural’ tersebut muncul dalam bentuk kebijakan federal yang luas. Seperti Patriot Act, Program Pengawasan Muslim Departemen Kepolisian New York, dan Sistem Pendaftaran Masuk-Keluar Keamanan Nasional federal.

Sistem "pendaftaran khusus” mewajibkan semua pria berusia 16 tahun atau lebih dari 25 negara untuk mendaftar setiap kali mereka masuk dan keluar AS. Prosesnya termasuk pengambilan sidik jari, foto, memberikan informasi keuangan pribadi, dan menginterogasi orang tentang tujuan masuk dan sifat perjalanan mereka ke luar negeri.

Sementara "pendaftaran khusus" tidak secara eksplisit menargetkan kelompok agama tertentu. Menurut penelitian tentang dampak program yang dihentikan di bawah pemerintahan Obama, hal itu memengaruhi orang Arab dan Muslim

Asisten Profesor Pediatri di Universitas Thomas Jefferson, Adil Solaiman menjuluki sistem pendaftaran tersebut sebagai "larangan Muslim asli". Ketika program era Bush diperkenalkan, Solaiman adalah seorang siswa sekolah berasrama yang berusia 16 tahun di Cate School, di luar Santa Barbara, California. Kala itu, dia tinggal di Arab Saudi, sehingga setiap tahun bulak-balik AS dan Arab Saudi.

Dia mengingat ada sekitar tiga kali setahun dia diinterogasi tentang pertanyaan khusus yang berlangsung lebih dari empat jam. Kini, Solaiman telah menjadi warga negara AS. Dia mengatakan pengalaman tersebut masih menginformasikan bagaimana dia bepergian.

“Saya akan selalu mengenakan kemeja yang bagus dan membawa lencana rumah sakit ketika saya terbang. Sehingga saya tampil lebih profesional saat sampai di meja imigrasi,” ujar dia.

Penelitian menunjukkan ketika orang-orang "diperlakukan secara kronis dan berbeda, tidak adil atau buruk", hal itu dapat menyebabkan berbagai hasil kesehatan yang negative. Termasuk harga diri yang rendah dan risiko yang lebih tinggi untu kondisi stres seperti kecemasan dan depresi.

Organisasi advokasi Muslim, seperti Muslim Advocates, MPower Change, Justice for Muslim Collective, dan Council on American Islamic-Relation telah bekerja untuk memerangi berbagai bentuk diskriminasi agama selama bertahun-tahun. Baik melalui pembangunan komunitas hingga advokasi hak-hak sipil dan keterlibatan sipil.

Kelompok-kelompok pembenci dan wacana anti-Muslim yang gigih telah sangat berhasil dalam membingkai Muslim sebagai orang asing yang permanen. Direktur advokasi publik di Muslim Advocates, Scott Simpson mengatakan gagasan tersebut merambat ke dalam pembuatan kebijakan yang diskriminatif, penegakan hukum, sikap terhadap Muslim dan hampir semuanya.

Muslim Advocates adalah organisasi hak-hak sipil nasional yang bekerja untuk melawan fanatisme anti-Muslim dengan tujuan memberikan konsekuensi pada diskriminasi agama di setiap tingkatan. 

Seperti meminta Joy Reid untuk meminta maaf atas retorika Islamofobia, menamai dan mempermalukan Hotel Hyatt karena menyelenggarakan konferensi anti-Muslim, atau mengajukan keluhan kepada Equal Employment Opportunity Commission ketika Amazon menolak memberikan waktu istirahat sholat kepada karyawannya. Organisasi tersebut mendorong umat Islam untuk melaporkan kasus diskriminasi di laman resminya.

Simpson mengatakan sentimen anti-Muslim adalah hal biasa di kedua partai politik dengan beberapa diskriminasi yang paling mencolok datang dari individu dan institusi. Di sisi lain, ada beberapa konservatif yang benar-benar mengerti karena mereka memahami bahwa agama itu suci, meskipun itu bukan agama mereka.

“Kenyataannya adalah hanya ada sebagian kecil dari populasi yang sangat anti-Muslim dan kemudian ada orang lain, yang lebih suka tidak menghadapinya. Kami membutuhkan semua orang untuk berbicara,” jelas dia.

 

Source: https://www.deseret.com/indepth/2020/10/5/21497689/why-muslims-experience-more-discrimination-than-other-faith-groups-in-america 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement